"Dari beberapa rumah sakit yang kami lihat di Kota Surakarta ini, sudah cukup bagus, cuma masalahnya masyarakatnya belum terbiasa untuk memanfaatkan. Perlu sosialisasi, karena ini sangat membantu sebetulnya," kata Ghufron dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Dalam kesempatan itu Ghufron memastikan sistem antrean daring di empat rumah sakit di Kota Surakarta dapat beroperasi dengan lancar.
Dirut BPJS Kesehatan melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Pusat Kesehatan Umum (RS PKU) Muhammadiyah Surakarta, RS Universitas Negeri Sebelas Maret (RS UNS), RSU Islam Kustati dan RS Panti Waluyo.
Berdasarkan pemantauan langsung di lapangan, Ghufron menyebut bahwa belum banyak pasien peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang mengetahui dan memanfaatkan layanan sistem pendaftaran dan antrean daring menggunakan aplikasi Mobile JKN.
Sebagai contoh, dari total sekitar 600 kunjungan layanan kesehatan per hari di RS UNS Surakarta, baru sekitar 20 persen yang memanfaatkan fitur antrean daring.
Direktur RS UNS Hartono mengatakan saat ini sebagian besar kunjungan pasien peserta BPJS Kesehatan merupakan lansia yang tidak akrab dengan teknologi. Namun untuk pasien dengan usia muda sudah banyak yang memanfaatkan layanan antrean daring.
Menjawab situasi itu, Ghufron mengatakan perlu ada sosialisasi yang lebih masif untuk menginformasikan sistem antrean daring agar peserta JKN-KIS dapat merasakan manfaatnya.
"Kami lihat belum semua pasien memahami, belum semua memanfaatkan antrean JKN online. Dari sisi masyarakat belum semua memanfaatkan, ini yang perlu sosialisasi dari media, dari rumah sakit. Kami ingin masyarakat itu memanfaatkan, jadi tidak perlu lagi antre lama-lama, bahkan dari rumah saja itu bisa," katanya.
Dia berharap sosialisasi fitur antrean daring pada aplikasi Mobile JKN bisa kian digalakkan, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik.
"Di RSU Islam Kustati dan RS Panti Waluyo, antrean daring sudah berjalan cukup efektif. Kami berharap ini bisa dioptimalkan ke depannya," katanya.
Saat ini sekitar 300 rumah sakit mitra BPJS Kesehatan yang sebelumnya telah memiliki sistem antrean daring, sudah mengintegrasikan sistem tersebut pada sistem Mobile JKN.
Sementara sebanyak 1.260 rumah sakit yang belum memiliki sistem antrean daring kini menggunakan sistem yang disediakan oleh BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan menargetkan seluruh rumah sakit yang melayani peserta JKN-KIS menerapkan sistem antrean daring tersebut.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022