"Kami siap gerak cepat dan berkolaborasi untuk menyukseskan ajang internasional ini yang kami perkirakan akan mampu menciptakan ratusan ribu lapangan kerja dan tonggak kebangkitan perekonomian nasional dan penyelenggaraan event yang akan berlangsung akan meningkatkan kualitas pariwisata berdasarkan protokol kesehatan dan ramah lingkungan," katanya dalam rilis yang diterima ANTARA di Kupang, Sabtu malam.
Menurut dia, "Kick Off Tourism Working Group G20" merupakan awal dari kebangkitan ekonomi nasional sektor pariwisata berbasis masyarakat
Ia menambahkan bahwa penetapan Indonesia sebagai Presidensi G20 menghadirkan pembahasan dalam dua jalur pertemuan, salah satunya adalah jalur "Sherpa" atau "Sherpa Track" yang fokus pada pembahasan isu ekonomi non-keuangan dan termasuk di dalamnya sektor pariwisata.
Melalui Kick Off Tourism Working Group G20 awal minggu ini, bertema "Percepatan Pemulihan Sektor Pariwisata Berbasis Masyarakat", Kemenparekraf akan fokus pada upaya transformasi pariwisata berbasis komunitas dan UMKM demi pariwisata yang lebih tangguh.
Sementara itu Sekretaris Jenderal UNWTO (United Nations World Tourism Organization) Zurab Pololikashvili mengucapkan selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai lokasi penyelengaraan G20 dan ia secara pribadi sangat bersemangat untuk datang ke Indonesia.
Zurab sepakat dengan tema Kelompok Kerja Bidang Pariwisata karena menurutnya elemen kolaborasi dan solidaritas semua pihak khususnya masyarakat merupakan kekuatan untuk keluar dari pandemi.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya saat kegiatan Kick Off tersebut menyampaikan Laporan Perkembangan Persiapan Presidensi G20 Kelompok Kerja Bidang Pariwisata yang meliputi jadwal penyelenggaraan kegiatan dan lokasi yang ditetapkan.
"Serangkaian pertemuan Kelompok kerja pariwisata tersebut meliputi pertemuan tingkat Menteri pada tanggal 26 September 2022 di Bali dan pertemuan tingkat Pejabat Eselon I grup pertama pada tanggal 10 sampai dengan 11 Mei 2022 di Labuan Bajo secara hybrid dan pertemuan grup kedua pada tanggal 23 September tahun 2022 di Bali secara offline" lanjut Wisnu.
Wisnu juga menegaskan bahwa akan diadakan pula rangkaian kegiatan seperti konferensi, seminar, dan pameran yang sasaran utamanya adalah menggerakkan perekonomian masyarakat dan mempercepat pemulihan pariwisata.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina di hubungi dari Kupang, mengatakan bahwa sebagai satuan kerja di bawah Kemenparekraf yang saat ini berkantor di Labuan Bajo, BPOLBF siap menyukseskan penyelenggaraan dari konferensi tersebut terutama untuk pertemuan tingkat Pejabat Eselon I grup pertama seperti yang dilaporkan oleh Deputi BDSK pada saat Kick Off Tourism Working Group G20 .
"Kami siap berkoordinasi dengan para stakeholder terkait baik di tingkat pusat maupun daerah, khususnya penyelenggara side events G20 terkait, guna menyukseskan event ini dan saat ini, seperti yang dikatakan Menparekraf dalam kunjungan kerja di bulan Januari lalu bahwa Labuan Bajo siap menyambut side event G20," jelasnya.
Shana juga menambahkan bahwa dengan penyelenggaraan Presidensi G20 di Labuan Bajo akan meningkatkan ekonomi nasional dan ia optimis dengan menggandeng komunitas dan UMKM lokal, pariwisata Indonesia akan lebih tangguh.
Baca juga: Airlangga: Sektor pariwisata perlu intervensi kuat dari pemerintah
Baca juga: Sandiaga: Tourism Working Group G20 fokus majukan sektor parekraf
Baca juga: Indonesia tuan rumah pertemuan APEC Tourism Working Group pada 2022
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022