Plan Indonesia wadahi perempuan terlibat pengendalian perubahan iklim
Plan Indonesia wadahi perempuan terlibat pengendalian perubahan iklim
20 Februari 2022 11:43 WIB
Arsip Foto - Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti (kanan) didampingi delegasi Uni Eropa yang diwakili oleh Program Manager Perdagangan/Pembangunan Ekonomi Daerah Uni Eropa Nur Isravivani saat menjelaskan kepada wartawan soal pencapaian dari proyek SCILD, Selasa (27/8/2019). ANTARA/Kornelis Kaha/am.
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan Girls Leadership Programme on Climate Change 2022 sebagai wadah perempuan muda untuk terlibat dalam aksi nyata pengendalian perubahan iklim, baik adaptasi maupun mitigasi.
"Kami percaya dan ingin mempromosikan peran kaum muda perempuan dalam menghadapi krisis iklim. Mereka bukan hanya kelompok yang rentan, tapi memiliki inisiatif dan menyuarakan keresahan yang sama: Perubahan iklim sudah menjadi krisis," ujar Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia menyampaikan program bertema "Aksi Nyata Hadapi Krisis Iklim" itu diharapkan dapat memperkuat jejaring dan aksi perempuan muda, sehingga bisa terus berkontribusi pada upaya adaptasi iklim yang lebih besar.
Ia menambahkan sebanyak 337 perempuan muda telah mendaftar melalui situs resmi Plan Indonesia dan 40 perempuan muda terpilih untuk lanjut ke tahap wawancara dengan juri.
"Mereka mungkin tidak saling kenal, dengan beragam latar belakang yang ada. Namun, melalui Girls Leadership Programme on Climate Change 2022, kami berharap dapat memperkuat jejaring dan aksi mereka," tutur Dini.
Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim dan Menteri Lingkungan Hidup (1993-1998), Sarwono Kusumaatmadja selaku principal mentor menyampaikan partisipasi kaum muda perempuan adalah investasi yang begitu baik dalam menghadapi krisis iklim.
"Hal ini tidak berarti kita membebankan seluruh perjuangan menghadapi perubahan iklim kepada mereka. Namun, kita perlu mengapresiasi bahwa kaum muda perempuan Indonesia peduli dan sanggup mengambil peran terdepan dalam bumi yang hanya satu ini," katanya.
Mewakili perempuan muda, Osin (18), girl champion perubahan iklim asal Lembata NTT ini mengharapkan suara perempuan muda dapat didengar dan didukung dalam menghadapi krisis iklim.
"Terutama, agar kami generasi penerus bangsa bisa hidup dengan layak hingga bertahun-tahun ke depan," tutur Osin seusai acara pembukaan Girls Leadership Programme on Climate Change.
Sementara itu, Data Plan International menunjukkan bahwa peningkatan temperatur sebesar 1,5 derajat Celsius akan berpengaruh terhadap kehidupan 9,8 juta anak dan kaum muda.
Jika tren peningkatan ini terus terjadi hingga 2025, perubahan iklim akan berdampak pada 12,5 juta anak perempuan kehilangan kesempatan menyelesaikan pendidikan.