• Beranda
  • Berita
  • Peneliti BRIN harapkan transisi energi bangun ketahanan masyarakat

Peneliti BRIN harapkan transisi energi bangun ketahanan masyarakat

21 Februari 2022 18:05 WIB
Peneliti BRIN harapkan transisi energi bangun ketahanan masyarakat
Ilustrasi - Pekerja membersihkan panel surya di Twins Caffe, Banda Aceh, Aceh, Senin (29/11/2021). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa.)

Kita tidak bisa serta merta menyalahkan energi fosil

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan transisi energi tidak semata-mata beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan, namun pemangku kebijakan harus memperhatikan bahwa transisi energi dapat membangun resiliensi di tengah masyarakat.

"Artinya jangan sampai masa transisi energi ini banyak hal yang dikorbankan," kata peneliti Ahli Utama Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN Maxensius Tri Sambodo dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Transisi energi berkelanjutan menjadi salah satu dari tiga sektor prioritas dalam Presidensi Indonesia di G20.

Ia menuturkan saat ini masyarakat dunia sedang dalam mencari posisi keseimbangan dalam mewujudkan transisi energi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

"Kita tidak bisa serta merta menyalahkan energi fosil, karena selama dua dekade terakhir, pembangkit batu bara telah memberikan banyak manfaat dalam memperbaiki posisi ketahanan energi di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Cari talenta terbaik, PGN buka lowongan untuk kawal transisi energi

Ia mengatakan Indonesia saat ini masih mendorong peningkatan akses listrik masyarakat yang lebih memadai dan berkualitas.

Meskipun data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan rasio elektrifikasi Indonesia sudah mencapai lebih dari 99 persen dari listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN), namun ada 1,8 juta lebih rumah tangga yang mendapatkan akses listrik bukan dari PLN.

Tentunya, itu menjadi tantangan bagi periset-periset sosial agar bisa mendesain transisi energi dengan tujuan akhir menciptakan masyarakat adil dan makmur.

"Di sinilah peranan dari periset-periset sosial untuk terus melakukan riset, untuk meyakinkan pengambil kebijakan bahwa dengan transisi energi ini, kita bisa meningkatkan banyak hal, membuka kesempatan kerja yang lebih baik, kondisi kesehatan dan pendidikan meningkat, serta meningkatkan produktivitas yang menciptakan nilai tambah ekonomi di tengah masyarakat," kata Maxensius.

Baca juga: BRIN dorong program konkret pembangunan berkelanjutan di G20
Baca juga: AIPI soroti transisi energi berkelanjutan di perhelatan G20
Baca juga: G20, mendorong transisi energi dari daerah lumbung energi untuk dunia

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022