Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Onny Widjanarko mengemukakan, hingga 31 Januari 2022, tercatat sudah ada 3,2 juta pedagang (merchant) di DKI Jakarta yang telah menggunakan QRIS.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman dan implementasi penggunaan QRIS sebagai pembayaran masyarakat di DKI Jakarta semakin baik," kata Onny dalam webinar bertema "Borong Produk UMKM dengan Cara Bayar Kekinian" yang ditayangkan secara virtual, Selasa.
Onny menilai selama pandemi COVID-19, pembayaran digital melalui QRIS tumbuh signifikan. Namun demikian, jumlah pedagang yang menggunakan QRIS di wilayah DKI Jakarta baru mencapai 21 persen dari pangsa nasional.
Karena itu, Bank Indonesia DKI bersama Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta terus mendorong literasi pembayaran digital dengan QRIS.
Pembayaran digital melalui QRIS tidak hanya memudahkan masyarakat melakukan pembayaran tanpa kontak, tetapi juga memudahkan pedagang karena setiap transaksi tercatat secara akurat.
Baca juga: Subsidi pangan Rp1 triliun berperan kendalikan inflasi di DKI Jakarta
Baca juga: Lebih dua juta unit usaha di DKI Jakarta telah gunakan QRIS
Senada dengan hal itu, Asisten Direktur Bank Indonesia Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Ronggo Gundala menyebutkan, pertumbuhan QRIS sebagai pembayaran digital dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat.
"Terjadi perubahan perilaku bukan hanya dari sisi masyarakat sebagai konsumen, namun juga dari sisi pedagang," kata Ronggo.
Ia menjelaskan, masyarakat yang menggunakan pembayaran digital tidak hanya berasal dari generasi milenial, tapi juga pada usia produktif hingga usia lanjut.
Pembayaran digital melalui QRIS dinilai mudah dan nyaman digunakan, terutama saat pandemi COVID-19 sehingga tidak terjadi kontak antara pedagang dan konsumen.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022