"G20 sekarang menjadi kiblat baru ekonomi global, mengingat negara-negara anggotanya mewakili 80 persen PDB dunia. Kalau mau mengambil peran dalam ekonomi digital saat ini, strategi yang lebih tepat bagi Indonesia yakni mengembangkan kolaborasi-kolaborasi dengan negara-negara G20," ujar Eko saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa.
Ekonom tersebut melihat bahwa sebenarnya sektor ekonomi digital, penggerak atau driver utamanya adalah sektor swasta sedangkan pemerintah berperan sebagai fasilitator.
Baca juga: Ketua MPR dorong pembuatan undang-undang khusus ekonomi digital
Dalam G20 ini akan lebih bagus kalau pendekatannya itu bagaimana kemudian di dalam strategi mendorong transformasi ekonomi digital dengan memanfaatkan momentum G20 tahun ini, melalui upaya menjembatani sektor swasta Indonesia yakni startup-startup Indonesia yang nantinya bisa menghadirkan bentuk-bentuk peluang kerjasama antara Indonesia dengan India, Indonesia dengan China atau dengan negara-negara G20 lainnya.
"Untuk kita dapat memanfaatkan terhadap tujuan-tujuan kita mendorong ekonomi digital, maka kita harus memanfaatkan momentum ini dengan lebih banyak menarik sisi sektor swastanya," kata Eko.
Contohnya mempertemukan sektor swasta dari Amerika Serikat atau India dengan sektor swasta dari Indonesia. Kemudian hal lainnya seperti menciptakan forum-forum yang bisa mendorong mereka berkolaborasi atau tercipta market collaboration antara angel investor dari negara-negara G20 dengan startup-startup Indonesia.
Baca juga: Potensi talenta digital didorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
"Kalau hal ini terjadi maka Indonesia bisa mendapatkan nilai ekonominya," ujar Eko.
Sebelumnya Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menilai bahwa Indonesia sudah tepat mengangkat isu transformasi digital sebagai salah satu prioritas dalam presidensinya di kelompok 20 negara ekonomi besar dunia (G20).
Menurut Chambard, transformasi digital sangat mendasar karena merupakan cara untuk melanjutkan kegiatan ekonomi, sosial, dan pendidikan, khususnya di tengah keterbatasan pergerakan manusia, seperti halnya yang terjadi pada saat pandemi.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022