"Setelah kemarin kita memperluas layanan ke luar Jawa-Bali dan penggunaan telemedisin ini bukan hanya untuk PCR tetapi juga untuk antigen, ada lonjakan yang menerima WhatsApp kurang lebih 563 ribuan yang sebelumnya 300 ribuan," kata Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Setiaji dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Selasa sore.
Kemenkes memulai perluasan layanan telemedisin bersama 17 penyedia layanan konsultasi kesehatan berplatform digital hingga luar Jawa-Bali dimulai Sabtu (19/2), sedangkan penggunaan tes antigen sebagai syarat akses telemedisin sejak Rabu (16/2).
Setiaji mengatakan masyarakat yang memanfaatkan layanan telemedisin berikut konsultasi dengan penyedia platform berjumlah 234.372 orang.
Baca juga: Perluasan telemedisin bantu daerah luar Jawa-Bali waspadai Omicron
Mereka yang menerima resep tebusan obat antivirus berjumlah 91 persen, sisanya masih berproses untuk melakukan penebusan resep.
Setiaji mengatakan 90 persen pasien isoman pengakses layanan telemedisin menerima paket B untuk pasien bergejala ringan.
Paket B terdiri atas multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet, Favipiravir 200mg 40 kapsul, atau Molnupiravir 200 mg – 40 tab dan parasetamol tablet 500mg jika dibutuhkan, sedangkan paket A untuk untuk pasien tanpa gejala terdiri atas multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet.
"Situasi ini berbeda dengan kasus pada waktu tahun lalu yang Delta itu banyak gejala," katanya.
Ia mengatakan mayoritas pengakses layanan telemedisin adalah pasien terkonfirmasi COVID-19 yang berdomisili di DKI dan sekitarnya.
Baca juga: Kemenkes sediakan saluran siaga bagi warga yang jalani isolasi mandiri
Baca juga: Jubir: Kemenkes terima aduan telemedisin dan sedang dalam perbaikan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022