"Saat ini tenaga di laboratorium sangat terbatas, banyak yang mengalami positif COVID-19. Maka pengelolaan SDM di laboratorium dikendalikan dengan ketat. Ini penting karena hasil yang keluar dari laboratorium harus dijaga mutunya dan valid," ujar Pusjak SKK dan SDK, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes, Wirabrata, dalam bincang-bincang "Peran Laboratorium Dalam Uji Diagnostik COVID-19" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan laboratorium COVID-19 tetap membuka layanannya selama tujuh hari di tengah meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.
Agar layanan laboratorium terus berjalan dengan mutu dan validitas yang baik, pihaknya membagi beban kerja laboratorium serta memberdayakan tenaga kesehatan terlatih sesuai spesifikasinya.
Baca juga: Laboratorium biomolekuler Unsrat bisa periksa 1.000 sampel sehari
Ia menambahkan pemerintah juga melakukan pemeliharaan alat di laboratorium secara berkala, mengingat banyaknya spesimen COVID-19 yang masuk seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di dalam negeri.
"Pemeliharaan alat yang digunakan juga harus dilakukan berkala agar hasil pemeriksaan terjaga mutu dan valid," tuturnya.
Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 terus mendorong pemerintah daerah untuk melakukan testing secara maksimal dan menyeluruh sebagai upaya deteksi dini terhadap kasus positif COVID-19 di daerah masing-masing.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Profesor Wiku Adisasmito mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya.
Dalam mendukung upaya pemeriksaan spesimen, masyarakat dapat segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala COVID-19.
Baca juga: Kapolda resmikan laboratorium tes usap RS Bhayangkara di Jayapura
Baca juga: Pemprov Kaltara tambah laboratorium terpadu untuk pemeriksaan tes usap
Baca juga: Laboratorium PCR RSD Mangusada Badung siap diuji coba
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022