Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Rabu pagi telah terjadi sebanyak 187 kali gempa bumi susulan (aftershocks) setelah gempa magnitudo 5,8 pada Senin (21/2) pukul 19.35.59 WIB yang mengguncang wilayah Manggarai-Flores NTT.Gempa susulan terbesar magnitudo 5,4 dan yang terkecil magnitudo 2,0
"Gempa susulan terbesar magnitudo 5,4 dan yang terkecil magnitudo 2,0," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono yang dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, rentetan gempa yang membentuk kluster seismisitas di utara Manggarai-Flores ini masih murni gempa susulan (aftershocks) dan bukan aktivitas swarm, karena ada gempa dengan magnitudo paling menonjol sebagai gempa utama (mainshock) dengan magnitudo 5,8 (21/2).
"Untuk menentukan aktivitas ini swarm atau bukan masih sedang kita analisis lebih lanjut," katanya.
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi. Gempa jenis ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
"Yang pasti kluster ini berada di jalur Sesar Naik Flores (flores Back Arc Thrust) pada segmen yang dalam kondisi seismic gap," katanya.
Wilayah Manggarai-Flores adalah kawasan kekosongan gempa besar dalam catatan sejarah gempa besar pemicu tsunami di NTT sejak tahun 1800-an, demikian Daryono.
Baca juga: Gempa 5,8 guncang Manggarai NTT
Baca juga: BRIN bangun alat deteksi tsunami kabel bawah laut di Manggarai Barat
Baca juga: 89 kali gempa susulan guncang Manggarai-Flores
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat apresiasi BRIN kembangkan alat deteksi tsunami
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022