Ada risiko bahwa Rusia akan membalas sanksi dengan mengurangi pengiriman minyak atas kemauannya sendiri
Harga minyak mentah di pasar internasional pada perdagangan Rabu (Kamis pagi, WIB) ditutup menguat karena ketidakpastian atas krisis yang sedang berlangsung di Ukraina.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, meningkatkan 19 sen dolar AS menjadi 92,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara, minyak mentah Brent di London ICE Futures Exchange, untuk pengiriman April ditutup datar pada 96,84 dolar AS per barel.
"Sebagian besar kepanikan tentang eskalasi lebih lanjut dari konflik Rusia-Ukraina tampaknya telah berlalu (untuk saat ini)," kata Carsten Fritsch analis energi di Commerzbank Research seperti dikutip Xinhua.
"Suasana yang lebih tenang di pasar kemungkinan besar disebabkan oleh fakta bahwa sanksi terhadap Rusia yang disepakati oleh Barat sejauh ini tidak mungkin menghambat pasokan energi," katanya.
Namun, analis memperingatkan bahwa ketenangan di pasar mungkin bersifat sementara karena ketidakpastian tetap tinggi.
"Ada risiko bahwa Rusia akan membalas sanksi dengan mengurangi pengiriman minyak atas kemauannya sendiri," kata Fritsch.
Selain situasi terakhir tersebut, pedagang juga menunggu data persediaan bahan bakar AS, karena Administrasi Informasi Energi akan merilis laporan status minyak mingguannya pada Kamis (24/2), satu hari lebih lambat dari biasanya karena libur Hari Presiden pada Senin (21/2).
Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan persediaan minyak mentah AS menunjukkan penurunan sebesar 300.000 barel untuk pekan yang berakhir 18 Februari.
Baca juga: NATO desak Rusia tempuh jalur diplomasi dalam krisis Ukraina
Baca juga: Washington targetkan utang Rusia dalam sapuan sanksi terkait Ukraina
Baca juga: Taiwan waspadai aktivitas militer China di tengah krisis Ukraina
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022