Bodnar juga menginginkan adanya sanksi terhadap Moskow setelah Rusia meluncurkan serangan darat dan udara secara besar-besaran terhadap negara tetangganya itu.
Turki, negara anggota NATO yang berbagi perbatasan Laut Hitam dengan Ukraina dan Rusia, menentang sanksi, namun menyebut aksi Rusia terhadap Ukraina tidak dapat diterima.
Berdasarkan pakta 1936, Ankara memiliki kendali atas kedua selat tersebut dan dapat membatasi lintasan kapal perang jika terancam atau selama masa perang.
Baca juga: Ini sikap Indonesia terhadap konflik Rusia-Ukraina
"Kami meminta supaya wilayah udara, selat Bosphorus dan Dardanelles ditutup. Kami telah menyampaikan tuntutan kami yang relevan kepada pihak Turki. Pada saat bersamaan, kami ingin menerapkan sanksi terhadap pihak Rusia," kata Bodnar saat konferensi pers di Ankara.
Sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengulangi tawarannya untuk menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina.
Menurutnya, Turki yang menjalin hubungan baik dengan keduanya akan mengambil sebuah langkah yang tidak membahayakan hubungan bilateral mereka.
Erdogan meminta Ukraina dan Rusia agar melanjutkan perundingan dan mengatakan NATO harus "menentukan sikapnya".
Sumber: Reuters
Baca juga: Kemenlu: 138 WNI di Ukraina dalam kondisi aman
Baca juga: Ukraina: Delapan orang tewas akibat tembakan mortir Rusia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022