"Tapi dari statistik, survei gejala, sebagian besar batuk kering. Tapi ini perlu dikonfirmasi lagi benar atau tidak, kadang masyarakat mendefinisikan batuk kering, padahal sebetulnya ada dahak tapi sulit dikeluarkan," kata Inggrid dalam konferensi pers daring, Jumat.
Baca juga: Mayoritas pasien omicron alami nyeri & gatal tenggorokan
Pada orang yang terinfeksi varian omicron, batuk kering hingga batuk berdahak bisa dirasakan. Namun, yang pasti batuk yang sifatnya paroksismal, terjadi terus menerus hingga menyebabkan sesak napas, tidak terjadi pada penderita omicron.
"Kalau ada gejala itu, ada penyebab lain," katanya.
Dia menjelaskan, batuk adalah refleks dari sistem pernapasan yang bertujuan mengosongkan jalan napas dari partikel benda asing, mikroba dan bahan iritan seperti asap dan debu, serta cairan dan mucus.
Selain dari infeksi virus seperti influenza dan COVID-19, batuk dapat disebabkan oleh bahan iritan, efek samping obat, infeksi yang menyebabkan bronchitis, refluks asam lambung, alergi, asma hingga kanker paru.
Batuk terdiri dari beberapa jenis, yakni batuk kering, batuk berdahak atau kombinasinya. Dilihat dari durasi, batuk terbagi menjadi dua, yakni batuk akut yang bisa berakhir setelah dua hingga tiga minggu, juga batuk kronis yang umumnya berlangsung dalam waktu lama.
"Pada COVID-19, batuknya akut. Tetapi walau pun varian omicron dianggap ringan, tetap ada kejadian long COVID di mana setelah 4 pekan ada gejala yang dirasakan," papar dia.
Inggrid memaparkan kiat-kiat dalam mengatasi batuk, diantaranya minum air putih yang cukup, sebisa mungkin minumlah air putih hangat untuk membantu meredakan batuk. Kemudian, mandi dengan air hangat serta jauhi iritan yang dapat memperparah batuk.
"Kalau batuk akibat omicron, hindari lingkungan yang mengandung bahan iritan, misalnya asap rokok, atau kamar isolasi mandiri jangan sampai berdebu," jelas dia.
Ketika batuk, jangan merokok dan jauhi juga perokok agar batuk segera mereda. Bila tidak membaik selama tiga hari, segera berkonsultasi kepada dokter.
Baca juga: Hoaks! Serbuk "chemtrails" bernama Omikron di pesawat
Baca juga: Tambah 130, kasus aktif infeksi COVID-19 capai 1.003 orang di Aceh
Baca juga: IDAI: Anak dengan penyakit penyerta lebih berisiko alami perburukan
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022