• Beranda
  • Berita
  • Vaksinasi keluarga jadi strategi percepat vaksin COVID-19 pada lansia

Vaksinasi keluarga jadi strategi percepat vaksin COVID-19 pada lansia

25 Februari 2022 18:07 WIB
Vaksinasi keluarga jadi strategi percepat vaksin COVID-19 pada lansia
Tangkapan layar Epidemilog Universitas Indonesia Pandu Riona menjelaskan strategi hadapi pandemi COVID-19 di loka karya jurnalis oleh Kementerian Kesehatan secara daring di Jakarta, Jumat (25/2/2022). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengemukakan pendekatan vaksinasi per keluarga dapat menjadi strategi mempercepat penyaluran vaksin COVID-19 pada kelompok lanjut usia (lansia).

"Di Indonesia itu lansia bagian dari keluarga. Beda dengan di luar negeri, yang biasanya sudah di panti jompo. Jadi sebaiknya (per) keluarga divaksinasi, sehingga semua tervaksinasi," katanya, dalam loka karya daring jurnalis yang diadakan Kementerian Kesehatan yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan banyak cara yang memang belum diupayakan untuk menjangkau para lansia. Pendekatan bisa juga lewat organisasi-organisasi pensiunan untuk menjangkau mereka agar mau divaksinasi COVID-19.

Menurut Pandu, keengganan lansia untuk mengikuti vaksinasi karena ada pandangan bahwa tidak penting bagi mereka yang sudah ada di usia senja untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Ia mengatakan perlu edukasi pada mereka, bahwa produktivitas di masa pensiun itu perlu ditingkatkan dan sebagai lansia produktif, tentu memerlukan vaksin tersebut.

Alasan lain mengapa lansia belum tervaksinasi juga bisa karena persoalan akses layanan kesehatan. Untuk kasus yang ini, mendatangi rumah atau mengumpulkan para lansia setelah memetakan lokasi mereka dapat dilakukan untuk mempercepat vaksinasi.

Persoalan lain vaksinasi COVID-19 untuk lansia terhambat karena mereka terpengaruh informasi yang tidak baik terkait vaksin. Pandu mencontohkan informasi tidak benar, seperti yang menyebut mereka yang divaksin justru cepat meninggal.

"Kalau ditakut-takuti gitu, ya enggak ada yang mau. Ini jadi problem kita," katanya.

Pandu mengatakan hambatan-hambatan yang berbeda seperti itu harus diatasi secara serius. "Kita butuh bantuan ahli ilmu sosial, ahli komunikasi untuk bisa memecahkan persoalan seperti itu," katanya.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022