Kepala Kantor Wilayah DJPb Sulsel Syaiful di Makassar, Sabtu, mengatakan, khusus di Sulsel pemerintah telah menetapkan lima kabupaten untuk pengembangan budidaya kedelai.
"Melambungnya harga kedelai juga menjadi permasalahan tersendiri, tetapi pemerintah akan berupaya dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujarnya.
Syaiful mengatakan, gelontoran anggaran kepada para petani untuk membantu dalam pembinaan dan peningkatan produksi kedelai dalam negeri.
Baca juga: Harga kedelai tinggi, produsen tahu tempe datangi Fraksi PDIP DPRD DKI
Budidaya kedelai di Sulawesi Selatan akan difokuskan di lima kabupaten yakni Kabupaten Jeneponto, Bulukumba, Maros, Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dan Pinrang.
Melalui Kementerian Pertanian, bantuan pembinaan untuk petani kedelai diharapkan mampu meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagesl) Nugroho Wahyu Widodo menyebut jika periode Januari 2022, para pengusaha banyak melakukan ekspor minyak sawit mentah atau CPO.
"CPO banyak diekspor karena harganya sangat tinggi dan pengusaha lebih suka jual CPO keluar negeri," ujar Nugroho Wahyu Widodo.
Ia mengatakan, kelangkaan minyak goreng juga karena umumnya pengusaha sawit banyak melakukan ekspor CPO keluar negeri karena memang harganya tinggi.
Nugroho menjelaskan, CPO termasuk salah satu komoditas yang diberikan bea keluar dan kontribusinya terhadap negara pada di bidang kepabeanan dan cukai itu cukup besar.
Baca juga: Perajin tahu di Kediri putuskan libur produksi
Meski tidak merincikan, dirinya tetap menyebut jika penerimaan pada bea keluar sudah mampu mengumpulkan Rp5,67 miliar atau sekitar 89,86 persen dari target Rp6,31 miliar.
"Kalau untuk bea keluar ini sudah cukup banyak dan umumnya itu adalah penerimaan dari CPO. Kalau secara persentase sudah 89,86 persen dari target Rp6,31 miliar," katanya.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022