Banjir luapan air sungai merendam enam kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, yang dipicu akibat curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah setempat menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).Sementara korban terdampak di kecamatan lainnya masih dalam pendataan
“Air belum surut. Pengungsi masih dalam pendataan, dan tidak ada laporan korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBA melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Minggu.
Ilyas menjelaskan banjir mulai terjadi pada Minggu (27/2/) sekitar pukul 16.30 WIB. Banjir luapan dipicu akibat hujan tinggi di wilayah Aceh Utara dan Bener Merah sejak Sabtu (26/2), sekitar pukul 23.10 WIB.
Baca juga: Banjir meluas, 10.344 jiwa terdampak di Aceh Timur
Akibatnya, kata dia, debit air Krueng (sungai) Kereuto dan Krueng Pirak meluap hingga merendam badan jalan dan mengalir ke pemukiman penduduk daerah aliran sungai tersebut.
“Enam kecamatan yang terendam meliputi Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Lhoksukon, Cot Girek, Tanah Luas dan Langkahan," kata Ilyas.
Ia menambahkan terdapat sembilan gampong atau desa yang terendam di Kecamatan Pirak Timu, kemudian 13 gampong (desa) di Matangkuli, dua gampong di Lhoksukon, satu gampong di Tanah Luas, satu gampong di Langkahan dan Cot Girek sedang pendataan.
Baca juga: Bupati Manggarai: 57 rumah warga di Reo terendam banjir
Data dari Pusdatin BPBA menyebutkan di Kecamatan Matangkuli ketinggian air mulai 10-50 centimeter. Data sementara warga yang terdampak sebanyak 2.669 jiwa dalam 743 kepala keluarga (KK).
“Sementara korban terdampak di kecamatan lainnya masih dalam pendataan,” kata Ilyas.
Baca juga: Ratusan warga mengungsi akibat banjir di Aceh Timur
BPBD Aceh Utara terus melakukan pemantauan di lokasi kejadian banjir serta pendataan terhadap para korban yang terdampak.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi debit air yang terus bertambah.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022
