• Beranda
  • Berita
  • Goldman perkirakan harga komoditas Rusia naik karena krisis Ukraina

Goldman perkirakan harga komoditas Rusia naik karena krisis Ukraina

28 Februari 2022 14:55 WIB
Goldman perkirakan harga komoditas Rusia naik karena krisis Ukraina
Arsip foto - Kepala sumur dan rig pengeboran di ladang minyak Yarakta, milik Irkutsk Oil Company (INK), di wilayah Irkutsk, Rusia (11/3/2019). ANTARA/REUTERS/Vasily Fedosenko/aa.

Kisaran hasil harga jangka pendek untuk komoditas-komoditas telah menjadi ekstrem, mengingat kekhawatiran eskalasi militer lebih lanjut, sanksi energi atau potensi gencatan senjata

Goldman Sachs memperkirakan kenaikan harga-harga komoditas yang menjadi produsen utama Rusia dan mengangkat perkiraan minyak mentah Brent jangka pendek karena Barat meningkatkan sanksi politik dan ekonomi terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.

"Kisaran hasil harga jangka pendek untuk komoditas-komoditas telah menjadi ekstrem, mengingat kekhawatiran eskalasi militer lebih lanjut, sanksi energi atau potensi gencatan senjata," Goldman mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien pada Minggu (27/2/2022).

Isolasi politik dan ekonomi Rusia semakin dalam pada Senin, ketika pasukannya menghadapi perlawanan keras di ibu kota Ukraina dan kota-kota lain dalam serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia II.

Lebih lanjut, "kami memperkirakan harga komoditas-komoditas yang dikonsumsi di mana Rusia adalah produsen utama akan reli dari sini - ini termasuk minyak, gas Eropa (dan karenanya aluminium), paladium, nikel, gandum dan jagung," kata Goldman.

Baca juga: Harga minyak melonjak dan rubel jatuh saat risiko krisis Ukraina naik

Bank menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent satu bulan menjadi 115 dolar AS per barel dari 95 dolar AS per barel sebelumnya, dengan "risiko kenaikan yang signifikan pada eskalasi lebih lanjut atau gangguan yang lebih lama."

Harga minyak mentah berjangka Brent pada Senin naik jauh di atas level kunci 100 dolar AS per barel karena krisis Ukraina semakin dalam, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mendekati 96 dolar AS per barel.

"Eskalasi baru-baru ini dengan Rusia menciptakan risiko stagflasi yang jelas bagi ekonomi yang lebih luas, didorong oleh harga energi yang lebih tinggi, yang memperkuat keyakinan kami pada harga emas yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang dan target harga kami 2.150 dolar AS (per ounce)," kata Goldman.

Harga emas spot pada Senin diperdagangkan di lebih dari 1.900 dolar AS per ounce, dan ditetapkan untuk bulan terbaik sejak Mei.

"Peran unik emas sebagai mata uang pilihan terakhir kemungkinan akan terlihat jika pembatasan bank sentral Rusia yang mengakses cadangan luar negerinya membiarkannya memanfaatkan stok emas domestiknya yang besar untuk melanjutkan perdagangan luar negeri, kemungkinan besar dengan China," kata bank tersebut.

Baca juga: Emas melonjak karena daya tariknya terangkat di tengah krisis Ukraina

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022