Rencana pembagian dividen BRI pun, mendorong investor memborong saham BBRI
Harga saham Bank BRI (BBRI) pada penutupan perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, menembus level tertinggi Rp4.850 per saham atau naik 6,59 persen dengan transaksi Rp1,6 triliun.
Analis meyakini rentang harga saham BBRI berada di antara Rp 4.630 hingga Rp 4.860 hari ini dengan kapitalisasi pasar Rp703,7 triliun dan volume 139,57 juta, di mana investor asing memborong saham BBRI sebesar Rp424, 8 miliar.
“Bank BRI mengkonsolidasikan Pegadaian dan PMN dengan mulus dan bagus. Rencana pembagian dividen BRI pun, mendorong investor memborong saham BBRI,” kata Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan BRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (1/3) dengan beberapa agenda seperti Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan 2021 serta Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2021.
Agenda lain RUPST yaitu Persetujuan atas Perubahan Susunan Pengurus Perseroan dan rencana memberikan dividen atau bagi hasil bagi pemilik saham.
“Kenaikan harga saham BBRI Selasa siang ini dipicu kinerja keuangan Bank BRI yang lebih baik 2021. Rencana pembagian dividen pada agenda RUPS BRI mempengaruhi kenaikan saham BRI," katanya.
Baca juga: Saham BBRI diproyeksi sentuh level Rp5.500 dengan membaiknya optimisme
Pada penutupan Selasa siang IHSG menguat pada level 6.953,17 naik 65 poin dibandingkan penutupan akhir pekan 6.888,17.
Sejumlah emiten akan menggelar RUPS tahunan pekan ini, termasuk emiten bank BUMN BBRI, dan Bank Tabungan Negara (BBTN), dan BNI.
BRI berkomitmen memacu transformasi digital untuk memperluas jangkauan nasabah. Perseroan turut memperkuat aspek digital pada sektor usaha mikro.
Pada 2021 BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 32,22 triliun atau tumbuh signifikan sebesar 75,53 persen dibandingkan 2020.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan penopang utama pertumbuhan laba BRI terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
BRI juga mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset sehingga dapat meningkatkan yield asset. Hingga akhir Desember 2021 penyaluran kredit BRI tercatat tumbuh 7,16 persen secara tahunan.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24 persen.
Baca juga: Dirut BRI optimistis kredit tumbuh hingga 11 persen tahun ini
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022