"Dalam transisi menuju masyarakat produktif aman COVID-19 yang terus berkelanjutan, ketiga modal tersebut harus terus kita pertahankan bersama," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, kasus positif yang mulai menunjukkan penurunan harus dipertahankan untuk terus turun dan jangan sampai naik lagi.
Menurut dia, seperti berbagai penyakit yang pernah merebak di dunia sebelumnya, pada akhirnya masyarakat pun harus tetap melanjutkan kegiatan di tengah pandemi COVID-19 yang sudah dihadapi oleh dunia selama dua tahun ini.
"Tentunya, kegiatan masyarakat ini harus dilakukan dengan tidak meningkatkan potensi penularan dan harus dalam koridor yang aman," tuturnya.
Berkaca pada beberapa negara yang menyejajarkan COVID-19 dengan penyakit pernapasan lainnya serta sudah melonggarkan peraturan COVID-19, seperti Inggris, Swedia dan Norwegia, Wiku mengemukakan terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan utama untuk melakukan pelonggaran, yakni kasus kematian yang rendah, cakupan vaksinasi dosis lengkap yang tinggi dan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan.
Dari ketiga hal tersebut, Wiku mengatakan, meski angka kematian di Indonesia naik mengikuti tren kenaikan kasus, namun kenaikan angka kematian masih jauh lebih rendah dibanding dengan saat gelombang kedua.
"Meskipun sayangnya saat ini tren kematian belum menunjukkan penurunan," ucapnya.
Terkait vaksinasi, lanjut Wiku, cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia sudah hampir mencapai 70 persen dari sasaran vaksinasi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Angka vaksinasi dosis lengkap sudah tergolong tinggi, namun kita masih harus terus meningkatkan cakupan vaksin penguat, sebab kekebalan komunitas harus dipastikan tetap tinggi, meskipun cakupan vaksinasi sudah memadai," katanya.
Dari sisi kapasitas kesehatan, Wiku menambahkan saat ini Indonesia memiliki 57.892 fasilitas isolasi terpusat yang tercatat oleh Kodam dan BPBD di seluruh daerah.
Per tanggal 28 Februari 2022, terdapat pula 100.490 total tempat tidur tersedia untuk COVID-19. Di samping itu, per tanggal 22 Februari 2022, Indonesia memiliki 985 laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang tercatat oleh litbangkes.
"Angka ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan kesiapan kapasitas Indonesia pada masa awal pandemi," ujarnya.
Menurutnya, capaian dalam ketiga modal dasar itu merupakan hal yang sudah sangat baik yang diupayakan bersama selama pandemi dua tahun terakhir
"Namun dalam transisi menuju masyarakat produktif aman COVID-19 yang terus berkelanjutan, ketiga modal tersebut harus terus kita pertahankan bersama," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022