Saya sebagai cucu Bung Karno ingin terus melanjutkan kedekatan hubungan itu.
Ketua DPR RI Puan Maharani mendapat pesan dari kiai sepuh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur tentang semangat gotong royong dalam membangun bangsa.
"Tadi saya dapat wejangan dari Gus Ali. Beliau berpesan kepada saya bahwa inti dari silaturahmi adalah gotong royong. Itu sejalan dengan inti Pancasila," ujarnya kepada wartawan di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Selasa malam.
Menurut dia, membangun bangsa Indonesia tidak bisa dilakukan tanpa bergotong royong sehingga kedatangannya bersilaturahmi dengan para kiai sepuh menjadi bagian menjaga semangat tersebut.
Pada kesempatan tersebut, hadir sejumlah kiai sepuh NU, di antaranya Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim K.H. Agoes Ali Masyuri atau Gus Ali dan Ketua PWNU Jatim K.H. Marzuki Mustamar.
Sejak dahulu, kata Puan, Bung Karno telah menjalin hubungan kedekatan dengan Rois Akbar PBNU K.H. Hasyim Asy'ari.
Jalinan kedekatan itu dilanjutkan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah menjabat Ketua Umum PBNU dan presiden keempat RI.
"Saya sebagai cucu Bung Karno ingin terus melanjutkan kedekatan hubungan itu. Apalagi, Jawa Timur terasa sangat spesial karena Bung Karno lahir, besar, dan dimakamkan di Jawa Timur. Ada semacam kedekatan psikologi bagi saya," katanya.
Jalinan silaturahim, lanjut Puan, sangat penting dilakukan untuk bangun bangsa dan negara Indonesia. Pasalnya, tidak akan mungkin bisa membangun Indonesia jika tidak ada sinergi dan gotong royong dengan seluruh lapisan masyarakat, termasuk dengan NU.
"Untuk itu, saya ingin terus menjalin kedekatan NU dengan PDI Perjuangan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia," tutur putri Megawati Soekarnoputri tersebut.
Puan yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa dirinya memang akan kunjungan kerja ke beberapa daerah di Jatim.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim K.H. Marzuki Mustamar menyatakan bahwa Indonesia bisa merdeka berkat kerja sama dengan para ulama dan kaum nasionalis.
"Oleh karena itu, kami ingin menjaga bangsa Indonesia bersama-sama ulama dan kaum nasionalis," kata dia.
Baca juga: Ketua Komisi VIII harap pemerintah perhatikan pesantren swasta
Baca juga: Demi petani dan kedaulatan pangan RI, Belarus pun dijajaki
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022