Para model Dior yang melenggang di atas catwalk mengenakan berbagai perlengkapan proteksi, mulai dari bantalan bahu, korset airbag, hingga atasan yang tampak seperti rompi antipeluru.
Koleksi itu dibuat jauh sebelum militer Rusia mulai membombardir Ukraina pekan lalu. Namun Chiuri berpendapat, bahkan dunia sudah "berperang" sebelum konflik Ukraina.
"COVID-19 adalah bentuk lain dari perang. Kita semua pernah mengalami bulan-bulan yang sangat sulit. Ada banyak refleksi, di masa-masa sulit ini, tentang bagaimana menggabungkan keindahan, estetika, dan proteksi," kata direktur artistik Dior untuk pakaian perempuan itu, dikutip dari AFP pada Rabu.
Baca juga: Greenlight x Ican Harem akan bawa koleksi bertema urban ke Paris
Baca juga: Julia Fox dan Kanye West tampil serba denim di Paris Fashion Week
Desainer Italia berusia 58 tahun itu mengatakan kreasi terbarunya ditujukan untuk menemukan solusi teknis yang bisa lebih fungsional untuk tubuh perempuan. Pakaian yang ia tampilkan termasuk jaket bar khas Christian Dior yang didesain ulang dengan adaptasi teknologi tinggi.
Bekerja sama dengan D-Air Lab, jaket tersebut memiliki sistem pemanas internal sendiri. Jaket itu dikombinasikan bantalan di bagian pinggul empuk, memberikan tampilan yang futuristik.
Dikutip dari WWD, D-Air Lab sendiri merupakan perusahaan rintisan yang memproduksi barang-barang proteksi diri seperti Antartika Suit, yang memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja dalam suhu serendah minus-128 derajat Fahrenheit.
"Pakaian itu sendiri merupakan bentuk perlindungan... mereka meyakinkan kita. Aspek itu sangat hadir dalam apa yang saya lakukan–perlindungan emosional serta perlindungan dalam arti yang tepat," kata Chiuri.
Sebagai seorang feminis, Desainer itu juga memandang bahwa krisis yang terjadi saat ini merupakan bukti lebih lanjut dari kegagalan masyarakat yang didominasi laki-laki.
"Masalahnya adalah budaya dan patriarki. Harus ada lebih banyak perempuan dalam posisi pengambilan keputusan. Akan ada lebih sedikit perang," tuturnya.
Pertunjukan musim gugur-musim dingin menandai kembalinya Paris Fashion Week yang digelar mendekati normal sepenuhnya. Hampir semua label juga kembali mengadakan acara secara langsung seiring dengan kelonggaran pembatasan pandemi COVID-19 di Eropa.
Di sisi lain, perang yang terjadi di Ukraina membawa nada suram. Penyelenggara Paris Fashion Week pada Senin (28/2) mengeluarkan pernyataan agar para peserta pekan mode mengikuti acara dengan kesungguhan di tengah momen yang gelap ini.
Baca juga: Dior usung tema "survival", bawa koleksi klasik ke Pekan Mode Paris
Baca juga: Paris Fashion Week digelar di tengah kemuraman perang di Ukraina
Baca juga: Ridwan Kamil bangga produk Jabar tampil di Paris Fashion Week
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022