Pejabat kesehatan dari Distrik Kesehatan Regional Spokane (SRHD) mengumumkan orang-orang juga mencurigai munculnya pusing dan kelelahan dengan infeksi virus COVID-19. Gejala-gejala ini umum terjadi pada kasus BA.2, berdasarkan data yang dikumpulkan, seperti dikutip dari Medical Daily, Rabu.
Tes PCR tidak akan dengan mudah membedakan BA.2 dari strain delta karena mutasi yang serupa. Di sisi lain, varian omicron mudah dibedakan dari regangan delta menggunakan tes yang sama.
Para ahli kesehatan mengatakan, selain tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian delta, tetapi vaksin COVID-19 juga sama efektifnya terhadap BA.2 seperti jenis virus lainnya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan vaksin karena tetap menjadi senjata terbaik melawan COVID-19 dan variannya.
Walau begitu, penelitian terbaru di Jepang menemukan BA.2 berpotensi menyebabkan gejala yang lebih parah.
Lebih lanjut, para ilmuwan melaporkan infeksi sebelumnya dengan galur BA.1 tidak memberikan kekebalan terhadap BA.2.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, subvarian BA.2 dengan karakteristik lebih menular dan meningkatkan keparahan pasien yang terpapar ini dipastikan belum mendominasi di Indonesia.
Baca juga: Kemenkes deteksi 252 varian BA.2 di Indonesia
Baca juga: Subvarian Omicron BA.2 lebih menular tetapi tidak lebih parah
Baca juga: Pakar: Deltacron varian gabungan BA.1 dan B.1617.2
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022