Patung yang dibuat pada tahun 2000, dipindahkan ke gudang sampai pemberitahuan lebih lanjut dan museum sedang mempertimbangkan untuk menggantinya dengan patung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Baca juga: Kemarin, Son Hyun Joo kena COVID-19 sampai film batal rilis di Rusia
"Hari ini tidak mungkin lagi menampilkan karakter seperti dia, untuk pertama kalinya dalam sejarah museum kami menarik patung karena peristiwa sejarah yang sedang berlangsung," kata direktur museum Yves Delhommeau kepada radio France Bleu dikutip dari Reuters, Rabu.
Delhommeau mengatakan selama akhir pekan, patung itu mendapat serangan dari pengunjung dan tampak acak-acakan.
"Mengingat apa yang telah terjadi, kami dan staf kami tidak ingin harus memperbaiki rambut dan penampilannya setiap hari," kata Delhommeau.
Seorang juru bicara museum mengatakan tidak jelas dalam keadaan apa patung itu akan kembali.
Ditanya siapa yang sekarang mungkin menggantikan Putin di tempat kosong antara patung Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping, Delhommeau mengatakan itu mungkin Zelensky Ukraina.
"Mungkin presiden Zelensky akan menggantikannya... dia telah menjadi pahlawan karena telah melawan dan tidak melarikan diri dari negaranya. Dia bisa dengan sempurna menggantikan posisinya di antara orang-orang hebat dalam sejarah dan hari ini," katanya.
Pada tahun 2014, setelah aneksasi Rusia atas Krimea dari Ukraina, seorang demonstran dengan tulisan "Bunuh Putin" di dadanya yang telanjang menikam patung itu dan menghancurkan tengkoraknya.
Baca juga: Konsulat Ukraina untuk Bali membantu antisipasi dampak serangan siber
Baca juga: Ketua MPR: Perang di Ukraina dapat dijadikan pembelajaran TNI-Polri
Baca juga: Hoaks! Jokowi ajak masyarakat ikut wajib militer antisipasi perang dunia
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022