• Beranda
  • Berita
  • MUI: Indonesia mesti terlibat aktif wujudkan perdamaian dunia

MUI: Indonesia mesti terlibat aktif wujudkan perdamaian dunia

3 Maret 2022 20:15 WIB
MUI: Indonesia mesti terlibat aktif wujudkan perdamaian dunia
Tangkapan layar - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr KH Anwar Abbas. ANTARA/Asep Firmansyah/Youtube-TV MUI.

Oleh karena itu dalam situasi seperti ini pemerintah Indonesia kita harapkan untuk tidak tinggal diam karena sesuai dengan amanat konstitusi, pemerintah mendapat amanah untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia sehubungan dengan penunjukkan presidensi G20, utamanya dalam menyikapi konflik Ukrania-Rusia.

"Oleh karena itu dalam situasi seperti ini pemerintah Indonesia kita harapkan untuk tidak tinggal diam karena sesuai dengan amanat konstitusi, pemerintah mendapat amanah untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia," kata Wakil Ketua Umum MUI KH Dr Anwar Abbas saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan tindakan Rusia membombardir Ukraina sangat disesalkan. Rusia seharusnya menghormati Ukraina sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.

Tindakan Rusia ini, kata dia, tentu harus dihentikan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Rakyat Ukraina punya hak untuk bisa hidup dengan aman, tentram, dan damai di negerinya sendiri.

Menurutnya, apabila konflik ini terus terjadi maka akan berdampak pada sektor ekonomi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Buya Anwar, panggilan karib KH Anwar Abbas, menyebut ada lima dampak yang akan dirasakan Indonesia akibat invasi Rusia ke Ukraina.

"Pertama, naiknya harga gandum di dalam negeri, karena Indonesia banyak mengimpor dari Ukraina," katanya.

Kedua, konflik yang telah menyeret Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa yang tergabung dalam NATO, akan berpengaruh terhadap arus masuk dollar atau euro ke dalam negeri.

"Sehingga akan bisa mengakibatkan nilai tukar mata uang rupiah akan terdepresiasi atau melemah," katanya.

Ketiga, masalah perdagangan internasional (ekspor-impor) dari Indonesia ke negara-negara tertentu, terutama ke Rusia dan Ukraina serta Eropa barat akan terganggu dan berdampak buruk terhadap usaha dalam negeri.

Keempat, apabila perang meluas maka para investor akan menahan diri dengan melihat perkembangan situasi di Ukraina. Kondisi tersebut akan berdampak kepada transaksi di pasar modal.

"Kelima, yang sangat tidak kalah pentingnya untuk kita perhatikan adalah dampaknya terhadap APBN, karena dengan terjadinya embargo terhadap Rusia maka harga minyak dunia sudah jelas akan terdorong naik," katanya.

Maka dari itu, ia mendorong Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan presidensi G20 ini demi mewujudkan perdamaian dunia sesuai Amanat Undang-Undang Dasar 1945.

"Dengan melaksanakan perintah konstitusi selain akan membawa kebaikan bagi terciptanya ketertiban dunia, yang tak kalah pentingnya adalah hal itu akan bisa membawa kemaslahatan besar buat bangsa dan negara kita sendiri," demikian Anwar Abbas.

Baca juga: MUI apresiasi seruan PBB bantu korban perang Yaman

Baca juga: AS: Indonesia punya peranan penting atasi krisis Rusia-Ukraina

Baca juga: MUI Imbau Rakyat Irak Hentikan Perang Saudara



 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022