Dia menyebutkan, Ukraina menjadi salah satu negara asal impor gandum Indonesia yang menjadi bahan pokok tepung terigu.
"Untuk kenaikan harga bahan pokok ada faktor lain yang sekarang belum kita rasakan. Ada Ukraina perang dengan Rusia, itu kita mengimpor bahan gandum yang besar sekali dari Ukraina, kita juga akan berdampak," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.
Meski demikian, Riza mengharapkan kebutuhan gandum masih bisa tercukupi melalui stok yang ada.
Riza menyebutkan, untuk lonjakan harga bahan pokok di Jakarta juga disebabkan oleh beragam faktor, di antaranya kurangnya pasokan akibat cuaca buruk yang terjadi di beberapa daerah.
"Ini memang (bahan pokok) ketersediaannya juga terbatas, ini juga (terjadi karena) banyak faktor ada kebutuhan yang tinggi, pasokan kurang, faktor cuaca dan sebagainya," kata dia.
Baca juga: Permintaan terigu di DKI diperkirakan naik 30-50 persen
Baca juga: Harga Terigu, Minyak Goreng dan Telur di DKI Cenderung Naik
Untuk menekan harga pangan yang semakin meningkat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya melakukan pengendalian harga. "Di antaranya melalui operasi pasar, kemudian ada insentif bagi pengusaha," kata Riza.
Berdasarkan data dari info pangan Jakarta, komoditas pangan di Jakarta terus mengalami peningkatan, khususnya komoditas cabai.
Data per 4 Maret 2022, harga cabai rawit merah mencapai Rp73.111, disusul cabai merah besar Rp50.345, cabai merah keriting Rp50.311 dan cabai rawit hijau Rp43.666 per kilogram (kg).
Untuk harga terigu saat ini Rp8.544 per kg.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022