Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Rusia di media sosial menyatakan "Peretas Rusia terus menyerang sumber informasi Ukraina tanpa henti", dikutip dari Reuters, Minggu.
Situs yang diserang antara lain milik parlemen, kepresidenan, kabinet, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri. SItus-situs tersebut mendapat serangan distributed denials of service (DDoS).
Baca juga: Komputer di Ukraina diserang perangkat lunak penghapus data
Serangan DDoS, yang ditujukan kepada server, menyebabkan situs berstatus di luar jaringan (offline).
Dinas menyatakan situs-situs tersebut "bisa mengatasi badai".
"Kami akan bertahan! Di medan perang dan di ruang siber!" kata mereka.
Reuters melaporkan Kementerian Luar Negeri Rusia saat ini belum bisa dimintai komentar. Rusia sebelumnya pernah membantah berada di balik serangn siber, termasuk yang mempengaruhi Pemilu di Amerika Serikat.
Pemerintah Ukraina mengajak para peretas bawah tanah membantu mereka melindungi infrastruktur penting dan memata-matai tentara Rusia lewat dunia maya.
Baca juga: Mewaspadai dampak serangan siber perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Grup perlawanan siber Ukraina targetkan jaringan listrik & KA Rusia
Baca juga: Konsulat Ukraina untuk Bali membantu antisipasi dampak serangan siber
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022