Rilis pers diterima ANTARA, Minggu, Halaqah Lingkungan Hidup, Temu UMKM dan Petani Sawit di GOR Dempo Jakabaring Sport City (JSC), dihadiri ratusan peserta yang berasal dari perwakilan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Selatan, PCNU, dan MWCNU se- Sumsel.
Baca juga: PWNU Jatim gelar simposium peradaban peringati Harlah ke-99
Forum Halaqah ini menghasilkan tiga rumusan yang disampaikan Ketua Panitia Harlah ke-99 NU Nusron Wahid saat penutupan kegiatan, Sabtu (5/2).
“Hasil rumusannya setelah dirumuskan tim perumus dari perwakilan provinsi dan cabang adalah sebagai berikut,” kata Nusron.
Pertama, terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), skema pengajuannya dilakukan melalui satu komando koperasi primer, yakni Koperasi Petani Sawit Nahdlatul Ulama (Koptasinu).
“Nantinya status teman-teman semua di cabang dan wilayah adalah menjadi operator dalam melaksanakan program ini,” kata Wakil Ketua Umum PBNU itu.
Kedua, berkenaan dengan program perhutanan sosial, lanjut dia, strateginya adalah baik pengurus ranting, MWCNU, dan PCNU se-Sumatra diharuskan mempunyai kelembagaan koperasi.
Hal ini untuk segera memulai partisipasi dalam akselerasi distribusi perhutanan sosial kepada masyarakat Indonesia yang belum mempunyai lahan dan membutuhkan lahan untuk berkehidupan produktif.
“Karena itu, sebentar lagi mohon dikoordinasi masing-masing PWNU dan PCNU untuk menindaklanjutinya paling lambat satu bulan,” ujar Nusron.
Rangkaian Harlah NU di Wilayah Barat resmi berakhir pada Sabtu (5/2/22). Nusron pun menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang turut mensukseskan acara, baik panitia maupun peserta.
“Kegiatan kita yang padat sejak Kamis hingga Sabtu ini tetap utuh melangsungkan sembilan rangkaian kegiatan dengan sempurna. Syukur Alhamdulilah,” kata pria asal Kudus, Jawa Tengah ini.
Baca juga: Erick Thohir ungkap tiga tantangan terbesar Indonesia di Harlah NU
Baca juga: KSP gandeng NU percepat reformasi agraria dan perhutanan sosial
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022