"Guncangan gempa terasa sangat kuat, hingga mengakibatkan dinding rumah yang terbuat dari papan berderak keras, sehingga kami sekeluarga segera menyelamatkan diri takut getarannya merobohkan rumah," ujar Masrina Siahaan (51), warga kelurahan Napitupulu di Balige, Selasa pagi.
Dia mengatakan, bersama sejumlah warga lainnya, mereka berlarian keluar rumah dan sebagian besar lari ke tanah lapang.
Bahkan, menurutnya, getaran gempa yang sangat kuat tersebut membuat tiang listrik lampu jalan yang ada di sekitar rumahnya bergoyang kencang serta menimbulkan suara cukup keras dari sejumlah atap rumah yang terbuat dari seng, hingga menjadikan suasana cukup gaduh.
Apalagi, kata dia, guncangannya berlangsung cukup lama, yakni sekitar dua menit, sehingga menimbulkan kepanikan bagi warga setempat.
Boru Pardede (40), seorang warga lain yang tidak jauh dari tempat itu menyebutkan, dirinya sangat kaget, karena tempat tidur mereka terasa bergetar sangat kuat, hingga mengakibatkan seluruh anggota keluarganya terpaksa lari ke halaman di luar rumah.
Dia mengatakan, masyarakat setempat berhamburan lari ke luar rumah, guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah gempa tak lagi mengguncang, barulah sebagian warga kembali masuk ke rumah masing-masing, meski ada sebagian yang enggan kembali ke rumah, karena takut gempa susulan terjadi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, pusat gempa berada 59 Km timur laut Singkilbaru-Aceh, sekitar 78 km barat daya Kabanjahe, Sumut.
Gempa berkekuatan 6,7 SR tersebut, juga menggoyang daerah Aceh dan terasa hingga ke Medan, Sumut, terjadi pukul 00.55 WIB, Selasa (6/9/2011), koordinatnya berada di 2.81 LU - 97.85 BT dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. (ANT-219/A020/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011