Inmendagri terbaru sebut Jawa dan Bali

8 Maret 2022 08:09 WIB
Inmendagri terbaru sebut  Jawa dan Bali
Ilustrasi - Pengunjung berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (5/1/2022). Pengelola Blok A Pasar Tanah Abang Jakarta Heri Supriyatna mengatakan pasarnya sudah mulai menggeliat dan terdapat peningkatan transaksi dagang sejak awal Desember 2021 sebesar 75-80 persen jika dibandingkan pada Desember 2020, karena dipengaruhi pelonggaran kebijakan PPKM serta momen mendekati bulan Ramadhan dan Lebaran tahun 2022. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj/pri.
Kementerian Dalam Negeri menyebutkan ada pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah Jawa dan Bali, seperti diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 15 Tahun 2022.

"Perbaikan kondisi penanganan COVID-19 ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah daerah yang berada di level 2 dalam perpanjangan PPKM pekan ini, dari yang sebelumnya 13 daerah menjadi 37 daerah," kata Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Safrizal ZA dalam keterangannya di Jakarta Selasa.

Meskipun ada pelonggaran, Pemerintah tetap memberlakukan perpanjangan PPKM di wilayah Jawa dan Bali melalui Inmendagri tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 COVID-19 di Wilayah Jawa dan Bali tersebut yang berlaku efektif 8-14 Maret 2022.
 
Safrizal menambahkan peningkatan daerah dengan PPKM level 2 tersebut dibarengi dengan penurunan jumlah daerah dengan PPKM level 3, dari yang sebelumnya 108 daerah menjadi 84 daerah.

Baca juga: Luhut: Kondisi pandemi COVID-19 membaik, Jabodetabek turun level 2

Sementara, lanjutnya, jumlah daerah dengan PPKM level 4 tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak tujuh daerah, yang didominasi di Kota Magelang, Kota Madiun, dan seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Yogyakarta.

Kondisi penanganan COVID-19 di Indonesia kini membaik dengan adanya tren penurunan kasus aktif nasional, tingkat rawat inap di rumah sakit, serta angka kematian yang secara paralel terjadi peningkatan angka kesembuhan, jelasnya.

Meski ada penurunan tren kasus aktif secara nasional, Pemerintah tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mencermati perkembangan dinamika situasi yang berkembang.

"Kita patut bersyukur bahwa peningkatan yang cukup eksponensial beberapa waktu lalu imbas merebaknya varian Omicron, saat ini secara signifikan menunjukkan penurunan dan pelandaian jumlah kasus," ujarnya.

Situasi tersebut tidak terlepas dari kolaborasi seluruh pihak, baik pusat maupun daerah, yang terus bersinergi dalam penanggulangan pandemi ini.

Baca juga: Pelaku perjalanan divaksin lengkap tidak perlu lampirkan hasil tes

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022