"Sementara laporan masuk baru empat rambu yang berada di sepanjang jalur mudik di Klaten, tetapi untuk titik mana saja kami juga belum menerima laporan detilnya," kata Kepala Dinas Perhubungan Klaten, Jaka Sawaldi, di Klaten, Rabu.
Karena mereka baru dapat laporan, mereka belum bisa menghitung kerugian yang terjadi.
Dikatakannya, ada sekitar 170 rambu di Klaten, baik di jalur utama maupun alternatif guna memudahkan pemudik melakukan perjalanannya.
Selain itu, ada lagi 50 rambu dipasang di titik-titik rawan penumpukan kendaraan pada saat arus lalu lintas mengalami kepadatan selama arus mudik-balik, namun ternyata beberapa di antaranya justru hilang.
Sementara itu berdasar pantauan, beberapa rambu yang hilang justru banyak dialami di jalur alternatif, sehingga dapat menyesatkan para pemudik yang melintas di sana.
Salah satunya di wilayah Kecamatan Manisrenggo yang menjadi penghubung antara Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta dengan Klaten, yang tampak dari rambu penunjuk jalan yang hanya tersisa tiangnya.
Jaka mengakui, permasalahan perusakan dan hilangnya rambu di wilayah lereng Merapi itu menjadi persoalan yang sudah dialami sejak 2010, sehingga saat arus Lebaran berlangsung, pemudik yang melintas di sana dibuat kebingungan akibat tidak adanya penunjuk jalan.
Atas kondisi ini, Dishub akan melakukan evaluasi dan melakukan langkah lanjutan terkait hal ini agar saat arus Lebaran tahun mendatang kejadian serupa tak lagi terjadi. (ANT-279)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011