• Beranda
  • Berita
  • Menkeu: Masyarakat perlu turut kurangi rintangan karir bagi perempuan

Menkeu: Masyarakat perlu turut kurangi rintangan karir bagi perempuan

8 Maret 2022 17:56 WIB
Menkeu: Masyarakat perlu turut kurangi rintangan karir bagi perempuan
Tangkapan layar Menkeu Sri Mulyani dalam webinar Women Leaders Forum, Selasa (8/3/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)

Pemimpin perempuan seperti saya dianggap sebagai exception dan bukan norm. Ini yang mungkin kita harus ubah bersama.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masyarakat perlu turut mengurangi rintangan karir bagi perempuan dengan tidak mengharuskan perempuan meninggalkan profesinya untuk menjadi ibu.

"Pemimpin perempuan seperti saya dianggap sebagai exception dan bukan norm. Ini yang mungkin kita harus ubah bersama," kata Sri Mulyani dalam webinar Women Leaders Forum 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Perubahan itu dapat dilakukan dengan menciptakan ruang kerja yang memungkinkan bagi perempuan untuk menjalani tugas profesionalnya sekaligus menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Baca juga: Bappenas: Indeks inklusivitas terhadap kesetaraan gender masih rendah
 

Menurutnya perempuan yang berkarir bisa memberikan kontribusi positif bagi suatu organisasi dengan menghasilkan keputusan yang lebih beragam sehingga keputusan itu lebih berkualitas.

Ia mengatakan sedang mengupayakan agar Kementerian Keuangan memiliki jumlah pejabat perempuan eselon 1 setara dengan jumlah pejabat laki-laki.

Saat ini jumlah fresh graduate perempuan dan laki-laki di lingkungan Kementerian Keuangan sebetulnya sudah setara, tapi jumlah karyawan perempuan berkurang saat mereka menaiki jabatan yang lebih tinggi.

"Jadi di level academic, perempuan sebetulnya tidak menghadapi masalah, even better than man di academic achievement. Begitu masuk di periode dimana mereka harus memilih antara karir dan keluarga, itu tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki," katanya.


Baca juga: BUMN: Milenial dan perempuan menjadi direksi tidak harus pensiun

Sementara itu, menurutnya laki-laki tidak dihadapkan pada keharusan untuk memilih yang sama seperti perempuan, karena mereka dianggap sudah semestinya menafkahi keluarga.

"Masyarakat harus mengusahakan agar level playing field antara perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda sehingga perempuan juga bisa melanjutkan karirnya," ucapnya.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022