"Hingga hari keempat pascabanjir di Pamekasan, tim kami terus bergerak, mengingat masih banyak lembaga pendidikan yang masih kotor, sehingga perlu bantuan untuk melakukan pembersihan," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Selasa.
BPBD menerjunkan anggotanya guna membantu membersihkan lembaga Pondok Pesantren Darussalam di Jalan Sinhaji, Kelurahan Jungcangcang.
Pondok pesantren asuhan KH Toriq Sya'rani tersebut, merupakan lembaga pendidikan yang terdampak paling parah pada musibah banjir yang terjadi pada 1 hingga 3 Maret 2022 dengan ketinggian genangan antara 1 hingga 1,5 meter.
Ruang asrama pesantren dipenuhi lumpur dan sampah dari aliran sungai, karena lokasi pesantren memang berada di pinggir sungai.
"Karena itu, kita menerjunkan tim hari ini agar pembersihan sisa-sisa lumpur cepat teratasi, karena jika dibersihkan secara manual membutuhkan waktu lama," kata Budi.
Selain pesantren, lembaga pendidikan lain yang juga terdampak banjir beberapa taman kanak-kanak di 12 desa/kelurahan di Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Menurut Budi, khusus di lembaga pendidikan formal itu, bantuan bersih-bersih dilakukan sejak banjir surut.
"Pesantren ini terakhir kita bersihkan, karena kondisinya memang sangat parah, sehingga perlu dikerahkan tangki air yang cukup ke lokasi pesantren," katanya.
Menurut data BPBD Pemkab Pamekasan banjir yang melanda Kabupaten Pamekasan pada 1 hingga 3 Maret 2022 itu merupakan banjir yang terbesar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.
Selain karena curah hujan memang tinggi, juga karena tanggul penahan tanggul di dua aliran sungai, yakni Sungai Kalisemajid dan Kalikloang ada yang jebol.
"Saat ini kami bergerak cepat, memperbaiki tanggul yang jebol ini, disamping melakukan pengerukan aliran sungai dengan mendatangkan alat berat atas bantuan Provinsi Jawa Timur," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pamekasan Totok Hartono, Selasa malam.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022