Mondo mengatakan, adanya HMN berarti negara sadar dan mengakui bahwa musik sebagai bagian penting dari kehidupan dan identitas budaya.
Menurutnya, HMN kali ini bisa jadi momen yang tepat untuk kita semua merefleksikan sudah sejauh apa kontribusi negara, pelaku dan masyarakat dalam membangun kehidupan atau ekosistem musik yang lebih baik.
"Bagaimana kita bisa mengkaji apakah kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah sudah didasari keberpihakan pada para musisi, dalam aspek perlindungan, apresiasi dan pemajuan ekonomi maupun budayanya," ujar Mondo kepada ANTARA, dikutip Rabu.
Baca juga: Joyland Festival 2019 hadir lagi setelah 5 tahun absen
Begitu juga dengan para musisinya, seniman musik harus belajar tentang hak-haknya, seluk-beluk hak intelektual hingga merefleksikan integritas dalam berkarya dan penyebarluasan karya.
"Suka atau tidak karya-karya yang kita hasilkan adalah nyawa dari ekosistem ini. Apakah kita sudah 'bebas' dalam berkarya, atau kita hanya 'merasa' bebas," kata pelantun "Dan Bila..." itu.
Bagi Mondo, HMN juga penting untuk diperingati oleh musisi dan masyarakat. Sebab, musik atau musisi sudah mendapat pengakuan negara seperti halnya Guru, Pahlawan, Buruh dan peran-peran lain yang juga mendapat Hari Nasional.
Kesadaran ini semestinya membuka ruang apresiasi untuk lebih mengenal sejarah musik Indonesia. Menurut Mondo yang menjadi permasalahan di Industri musik saat ini adalah pengarsipan, era musik di tiap jaman harus tersimpan baik guna informasi di masa mendatang.
"Permasalahan kita selama ini adalah sejarah yang selalu terputus, ditandai dengan hampir tidak adanya pengarsipan. Kita mesti sadar kalau musik populer Indonesia tidak terbatas pada lagu-lagu yang kita dengar 5 tahun ke belakang saja, tapi jauh lebih panjang dari itu," ujarnya.
Membangun ekosistem musik memang tidak bisa berjalan sendirian, dibutuhkan keterlibatan banyak pihak seperti musisi, label, manajemen artis, pemerintah termasuk para pendengar musik atau masyarakat.
Industri musik Indonesia sudah jauh berbeda dengan 15 tahun silam, kini keadaannya jauh lebih kompleks. Ada label besar, label kecil, label indie, artis manajemen, seniman musik dan sebagainya, namun kini semuanya terikat dalam praktek industri digital.
Mondo pun menyebutkan bahwa yang dibutuhkan saat ini oleh industri musik Indonesia adalah pilihan lain dalam memasarkan dan menikmati musik.
"Yang dibutuhkan industri musik kita sekarang adalah opsi lain dalam menikmati musik, opsi lain dalam memasarkan musik, jurnalisme musik, dan yang paling penting adalah, pemahaman bahwa industri ada untuk melayani musik, tidak melulu sebaliknya," ujar mantan personel band SORE itu.
Di Hari Musik Nasional ini, Mondo berharap agar pemerintah dapat membuat kebijakan dan implementasi yang konkrit terkait perlindungan hak musisi serta mendorong kegiatan yang edukatif dan apresiatif untuk pemajuan kehidupan musik.
Sedangkan bagi penikmat musik, Mondo meminta agar masyarakat mengapresiasi karya para musisi dengan tidak mengunduh lagu atau album bajakan. Sebab dibalik setiap lagu, ada kerja keras banyak orang yang terlibat.
"Yang mesti dipahami adalah, musik yang kita dengar bukan sarana promosi atau semacam trailer yang mempromosikan branding si artis," kata penulis lagu dan produser itu.
"Selain itu dibalik penyanyi dan lagu yang kita kenal, ada orang-orang yang menulis lagu, menata musik, musisi sesi, engineer, dan masih banyak lagi. Jadi mengapresiasi sebuah karya adalah mengapresiasi kerja mereka semua," lanjutnya.
Mondo juga berharap HMN 2022 bisa menjadi momen refleksi dan tahun depan ada sesuatu yang bisa dirayakan.
Baca juga: Deretan karya musik yang dirilis jelang normal baru
Baca juga: Hari ini, pertunjukan Mondo Gascaro hingga Big Bad Wolf
Baca juga: Mondo Gascaro raih Piala Citra, Penata Musik Terbaik FFI 2019
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022