• Beranda
  • Berita
  • 51 kepala keluarga di Lebak korban tanah bergerak dambakan relokasi

51 kepala keluarga di Lebak korban tanah bergerak dambakan relokasi

11 Maret 2022 19:52 WIB
51 kepala keluarga di Lebak korban tanah bergerak dambakan relokasi
Arsip Foto - Kondisi rumah yang rusak akibat pergerakan tanah di Desa Cilangkap, Lebak, Banten, Jumat (28/1/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/aww.

"Kami sejak 2019 sampai kini belum ada kepastian untuk direlokasi,"

Sebanyak 51 kepala keluarga di Kampung Jampang Kuning Desa Sidomanuk Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak yang merupakan korban tanah bergerak, mendambakan relokasi ke tempat yang lebih aman dan nyaman.
 
"Kami sejak 2019 sampai kini belum ada kepastian untuk direlokasi," kata Marhudi (45) warga Kampung Jampang Cikuning Rt 01/09 Kabupaten Lebak, Jumat.
 
Kondisi rumah miliknya sudah rusak berat hingga mengalami retak-retak juga kayu penyangga tembok dinding terputus akibat tanah bergerak.
 
Saat ini, dirinya di siang hari bersama keluarga masih menempati kondisi rumah yang nyaris roboh.
 
Namun, pada malam hari terpaksa menginap di tenda pengungsian yang didirikan relawan Taruna Siaga Bencana ( Tagana).

Apalagi, curah hujan cenderung meningkat, sehingga puluhan jiwa tinggal di tenda pengungsian.
 
"Kami tidak berani tidur malam hari di rumah, karena khawatir roboh, " kata Marhudi.
 
Menurut dia, warga mendambakan direlokasi secepatnya, sebab sudah dua tahun tinggal di rumah miliknya dengan kondisi tidak nyaman dengan dibayangi roboh.
 
Hingga kini 42 rumah dan 51 KK belum direlokasi, sebab 73 KK lainnya sudah pindah ke tempat yang lebih aman.

Namun, relokasi tahap kedua belum jelas hingga kini warga merasa ketakutan dan tinggal di tenda pengungsian.
 
"Kami berharap pemda secepatnya merealisasikan relokasi ke tempat yang lebih aman, " katanya menjelaskan.
 
Begitu juga warga lainnya, Sayanah (45) mengaku dirinya kini tinggal di tenda pengungsian karena kondisi rumahnya terancam roboh akibat tanah bergerak.
 
Kerusakan rumahnya itu tahun 2021 hingga kini bagian dapur sudah roboh, namun bagian tengah terlihat dinding retak hingga terputus dengan bagian atap.

"Kami tetap tinggal di rumah itu hanya siang saja bersama keluarga dan malam hari ke tenda pengungsian, " katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, dirinya bersama warga lainnya ketakutan jika menempati rumah karena terancam roboh.
 
Bencana tanah bergerak di sini sudah terjadi sejak 2019,namun hingga kini tahap kedua belum direlokasi ke tempat yang aman.

"Kami jika berlangsung kehidupan seperti ini, tentu tidak nyaman, " katanya menjelaskan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan bencana tanah bergerak di Kecamatan Cimarga sudah diajukan kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan dana stimulan untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman dan nyaman.
 
"Kami berharap tahun ini bisa segera direalisasikan untuk tahap kedua korban bencana tanah bergerak di Kecamatan Cimarga, " katanya.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022