• Beranda
  • Berita
  • DK PBB akan bersidang untuk selidiki aktivitas lab biologis AS di Ukraina

DK PBB akan bersidang untuk selidiki aktivitas lab biologis AS di Ukraina

11 Maret 2022 20:09 WIB
DK PBB akan bersidang untuk selidiki aktivitas lab biologis AS di Ukraina
Poster: AS mempunyai 336 laboratorium biologis di 30 negara. (Xinhua)
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dijadwalkan menggelar sidang pada Jumat atas permintaan Rusia guna membahas dugaan penelitian militer biologis Amerika Serikat (AS) di Ukraina.

Dmitry Polyanskiy, Deputi Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, menyebutkan permintaan Rusia tersebut melalui sebuah cuitan pada Kamis (10/3).

Rusia telah menyatakan bahwa terdapat jaringan laboratorium biologis di Ukraina yang beroperasi atas nama Departemen Pertahanan AS dan merupakan bagian dari program senjata biologis AS.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (8/3) mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dokumentasi dari beberapa pegawai di laboratorium biologis Ukraina yang membenarkan bahwa sejumlah patogen berbahaya dimusnahkan dengan segera.

Pada Kamis, Kementerian Pertahanan Rusia menyampaikan bahwa laboratorium biologis yang didanai AS di Ukraina berupaya membentuk sebuah mekanisme "untuk penularan rahasia patogen mematikan."

AS menepis tudingan Rusia itu dengan menyebutnya "menggelikan" dan menduga bahwa Rusia sedang membuat fondasi untuk menggunakan senjata kimia atau biologis.

Namun pada Selasa saat bersaksi di depan sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS tentang Ukraina, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik Victoria Nuland mengakui bahwa "Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologis."

Juga pada Selasa, Kementerian Luar Negeri China meminta agar AS merilis rincian laboratorium biologisnya di Ukraina dan mendesak pihak-pihak terkait untuk memastikan keamanan fasilitas tersebut.

"Khususnya, Amerika Serikat, sebagai pihak yang paling memahami tentang laboratorium ini, harus merilis informasi spesifik yang relevan secepatnya, termasuk virus apa yang disimpan dan penelitian yang telah dilakukan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam taklimat pers harian. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022