Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengungkapkan bahwa percakapan tentang penundaan pemilu tak sebesar percakapan soal kelangkaan minyak goreng, gula pasir dan komoditas kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Berdasarkan analisa big data DPD RI, terlihat jika masyarakat lebih menitikberatkan perhatian mereka pada kelangkaan dan antrian ibu-ibu saat membeli minyak goreng. Dari big data tersebut percakapan tentang minyak goreng yang hilang dari pasaran mencapai 3.272.780 percakapan,” tegas LaNyalla.
Hal ini merupakan bentuk respon dari adanya pernyataan bahwa terdapat sekitar 110 juta pengguna media sosial yang membahas wacana penundaan Pemilu 2024.
LaNyalla menambahkan, jumlah pasti akun yang terlibat dalam percakapan wacana tersebut sebanyak 693.289 percakapan. Jumlah itu terbagi atas 87 ribu percakapan di YouTube, 134 ribu percakapan di Instagram dan 454 ribu di TikTok.
"Media sosial paling ribut seperti Twitter, percakapan tentang pemilu hanya melibatkan 17 ribu akun unik," jelas LaNyalla.
LaNyalla juga membocorkan, jika sentimen negatif pemberitaan tentang penundaan Pemilu 2024 cenderung meningkat.
“Hingga Jumat, 11/3/2022 sore, kecenderungan sentimen negatif terhadap wacana ini meningkat. Skornya sudah melebihi 50 persen jika dibandingkan pada skor sentimen pada Februari 2022. Termasuk adanya peningkatan emosi anger (marah) sebesar 8 persen," tutup LaNyalla.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022