Salah seorang warga yang pertama kali menemukan macan tutul, Jajang (30) kepada wartawan, Kamis, menerangkan macan ditemukan pada Rabu (14/9) malam saat sejumlah warga akan memburu musang di hutan.
"Macan itu ditemukan warga di sekitar perkampungan, kemudian macan naik ke pohon," kata Jajang.
Penemuan macan pada tengah malam itu, kata Jajang, sempat membuat warga yang akan berburu musang ke hutan kaget karena khawatir diterkam.
Selanjutnya mereka meminta bantuan warga lainnya untuk segera menangkap karena khawatir akan memakan hewan ternak milik warga bahkan mengancam keselamatan jiwa penduduk.
Upaya penangkapan macan yang berada di pohon itu, kata Jajang, dilakukan dengan melepas enam ekor anjing untuk menyerang macan tersebut.
Kemudian macan itu turun dari pohon dan bertarung dengan anjing, sementara sejumlah warga berupaya menangkap macan itu dari arah belakang.
Upaya penangkapan tersebut sempat merepotkan warga karena anjing-anjing mereka luka-luka akibat terkaman macan.
Namun upaya penangkapan terus dilanjutkan dan berhasil melumpuhkan macan yang sudah terkulai lemas di bawah pohon.
Macan yang sudah terkurung dalam kandang kayu itu langsung dibawa ke perkampungan untuk diamankan.
"Macannya besar, kita juga takut, tapi macan itu akhirnya kelelahan mungkin sesudah bertarung dengan anjing," kata Jajang.
Sementara itu macan tutul yang diperkirakan berusia 1 tahun dengan berat sekitar 30 hingga 40 kg itu habitatnya di kawasan hutan Gunung Cikuray.
Macan yang pertama kali ditemukan warga di kampung itu keluar habitat karena diduga cadangan makanan di Gunung Cikuray habis pada musim kemarau, kemudian macan turun gunung memasuki kawasan perkampungan warga untuk mencari makan.
"Ya mungkin karena tidak ada makanan di hutan karena kemarau,jadinya turun untuk cari makan," kata Jajang.
Macan tutul tersebut Kamis siang langsung dibawa oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah 5 Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat untuk dirawat di taman satwa Cikembulan, Garut.
"Macan tutul betina (panthera pardus) itu akan dititipkan di taman satwa Cikembulan," kata Kepala Seksi Pengendali Ekosistem Hutan, BKSDA wilayah 5 Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Sepdi Hendayana didampingi Kabag Informatika Pemkab Garut Dikdik Hendrajaya. (FPM/Y008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011