Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau tahun 2022 di Nusa Tenggara Timur akan dimulai pada bulan Maret dan April 2022 mendatang.Curah hujan sudah semakin berkurang dan ini masa transisi
"Awal musim kemarau 2022 di NTT diprakirakan pada bulan Maret dan April 2022. Curah hujan sudah semakin berkurang dan ini masa transisi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada ANTARA di Labuan Bajo, Selasa.
Awal musim kemarau 2022 ini tidak terjadi secara bersamaan di seluruh wilayah NTT. Sebanyak satu Zona Musim (ZOM) atau sebesar empat persen ZOM akan memasuki musim kemarau pada bulan Maret 2022. Sedangkan 22 ZOM atau sebesar 96 persen ZOM pada bulan April 2022 mendatang.
Selanjutnya prakiraan perbandingan awal musim kemarau tahun 2022 terhadap kondisi normal yakni 35 persen ZOM memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya; 61 persen ZOM memasuki musim kemarau sama dengan normalnya; dan 4 persen ZOM memasuki musim kemarau lebih cepat dari normalnya.
Berikutnya prakiraan sifat hujan musim kemarau 2022 yakni 65 persen ZOM bersifat normal atau mirip dengan normalnya; 31 persen ZOM bersifat atas normal atau lebih basah dari normalnya; dan 4 persen ZOM bersifat bawah normal atau lebih kering dari normalnya. BMKG memberi peringatan waspada daerah yang memiliki sifat musim kemarau di bawah normal.
Dwikorita pun menyampaikan bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2022 mendatang. Ada 13 persen ZOM atau tiga ZOM yang memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli 2022, sedangkan 87 persen ZOM atau 20 ZOM memasuki puncak musim kemarau bulan Agustus 2022 mendatang.
Menyikapi prakiraan tersebut, BMKG pun memberikan peringatan waspada potensi angin kencang pada masa transisi ini.
Selain itu, pemerintah daerah juga bisa memanfaatkan penyimpanan air hujan yang ada pada masa peralihan ini untuk dapat dijadikan simpanan pada bulan Agustus mendatang.
Baca juga: BMKG sebut NTT mulai memasuki musim kemarau
Baca juga: Jawa hingga NTT alami hari tanpa hujan hingga November, sebut BMKG
Baca juga: BMKG: Potensi kekeringan di NTT semakin meluas
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022