Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono mengatakan kerja sama mata uang lokal melalui Local Currency Settlement (LCS) secara luas telah mendorong peningkatan volume perdagangan dan investasi antarnegara ASEAN, termasuk Indonesia.Kemungkinan untuk pulih dari pandemi COVID-19 dapat dicapai dengan sinergi melalui pendekatan inovatif dan merangkul era baru yaitu era digital
Pada tahun 2018 BI menetapkan inisiatif LCS yang mendiversifikasi penyelesaian transaksi bilateral antara Indonesia dan negara mitra, dengan menggunakan mata uang lokal negara masing-masing.
"Ini sebagai upaya BI dalam mendukung otorisasi pembayaran lintas batas," ujar Doni dalam acara forum bisnis yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan transisi pencatatan metode LCS dilakukan melalui bank mitra Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan.
Baca juga: BI sosialisasikan penerapan perdagangan dengan mata uang lokal ASEAN
Bank ACCD ditunjuk oleh otoritas kedua negara untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negara masing-masing.
Menurut Doni, penerapan LCS menjadi gambaran bahwa sinergi antarnegara menjadi kunci agar bisa maju dan berkembang.
"Kemungkinan untuk pulih dari pandemi COVID-19 dapat dicapai dengan sinergi melalui pendekatan inovatif dan merangkul era baru yaitu era digital," ucap dia.
BI mencatat realisasi transaksi LCS pada tahun 2021 mencapai 2,5 miliar dolar AS, naik signifikan dari tahun 2020 yang hanya sebesar 797 juta dolar AS.
Pada tahun ini otoritas moneter pun menargetkan transaksi melalui LCS bisa meningkat 10 persen dari pencapaian tahun lalu.
Baca juga: BI naikkan target nilai transaksi LCS 10 persen dari realisasi 2021
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022