Aksi ratusan pedagang tersebut dipicu oleh penertiban yang dilakukan pihak pengelola Sentra Grosir Cikarang (SGC) kepada pemilik puluhan kios yang menggelar barang dagangannya melebihi batas yang ditentukan. Pihak pengelola juga memutus sambungan listrik di kios yang sudah ditertibkan.
Kebijakan pengelola SGC direspon oleh ratusan pedagang dengan menggelar unjuk rasa sejak pukul 16.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 18.00 WIB, setelah ada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Ketua Paguyuban Pedagang SGC Ali Imron mengatakan, hasil pertemuan antara pedagang dan pengelola, menyepakati bahwa pihak pengelola berjanji tidak akan melakukan pemadaman sepihak. Sementara pihak pedagang berjanji akan menertibkan sendiri barang dagangannya agar tidak melewati batas yang sudah ditentukan oleh pihak pengelola.
"Kedua belah pihak sudah sama-sama menyepakati untuk saling memenuhi hak dan kewajiban masing-masing," kata Ali.
Menurut Ali, pemadaman sepihak yang dilakukan oleh pihak pengelola selama satu hari tadi membuat kerugian yang lumayan besar bagi para pedagang. Pasalnya, kebanyakan pedagang yang berjualan barang elektronik tidak bisa membuka tokonya.
"Kami belum hitung berapa jumlah kerugiannya, yang pasti banyak. Kami berharap para pedagang kembali melanjutkan aktivitas seperti biasa, dan pihak pengelola tidak melakukan pemadaman sepihak lagi," katanya.
Sementara itu, Humas Sentra Grosir Cikarang Bekasi Ridwan Arifin mengatakan, sebelum melakukan pemadaman listrik pihaknya sudah memberikan surat edaran kepada para pedagang yang menggelar dagangannya melebihi batas yang sudah ditentukan.
"Sanksi yang diberikan pengelola juga tertuang dalam akta jual beli kios," kata Ridwan.
Menurut Ridwan, penertiban dan sanksi pemadaman listrik tersebut ditujukan untuk menciptakan rasa nyaman bagi pedagang dan pengunjung SGC. Pasalnya, tambahnya, kenyamanan pengunjung menjadi terganggu karena banyaknya barang yang digelar di jalur yang dilewati pengunjung.
"Ini kan demi menciptakan kenyamanan juga. Sebab selama ini banyak pengunjung yang mengeluh susah untuk jalan karena terhalang barang-barang dagangan," demikian Ridwan. (ANT-294/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011