Wakil direktur senior urusan pemerintahan di Qualcomm, Nate Tibbtis, mencuitkan pernyataan tersebut dalam balasan kepada Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov, dikutip dari Reuters, Kamis.
"Kami mematuhi sanksi dari AS dan undang-udang, yaitu tidak menjual produk ke perusahaan Rusia," kata Tibbits.
Fedorov meminta Tibbits menghentikan pasokan ke Rusia. Menurut Fedorov, produk Qualcomm masih ada di Rusia dan "secara tidak sengaja melancarkan aksi negara ini membunuh ribuan orang di Ukraina".
Tibbits membantah pernyataan tersebut.
"Ini tidak benar. Qualcomm sudah meminta perdamaian atas agresi Rusia ke Ukraina, berdonasi langsung ke organisasi bantuan".
Fedorov menyarankan Qualcomm mengirim telepon satelit ke tim penyelamat Ukraina jika ingin membantu.
Dalam rapat dengan pemegang saham awal bulan ini, Qualcomm mengatakan pendapatan dari RUsia dan Ukraina berjumlah kurang dari 1 persen dari total pendapatan perusahaan.
Baca juga: Qualcomm dan ESL Gaming kolaborasi hadirkan ekosistem "esports mobile"
Baca juga: Qualcomm-Microsoft bantu perusahaan terapkan jaringan 5G pribadi
Baca juga: Qualcomm percepat adopsi global akses nirkabel tetap 5G
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022