• Beranda
  • Berita
  • Kepala BNPT ajak santri gencar dakwah di medsos melawan paham radikal

Kepala BNPT ajak santri gencar dakwah di medsos melawan paham radikal

17 Maret 2022 10:24 WIB
Kepala BNPT ajak santri gencar dakwah di medsos melawan paham radikal
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, di Jombang, Jawa Timur, Senin (14/3/2022). ANTARA/HO-BNPT.

Berdakwah itu bisa juga dilakukan melalui media sosial.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengajak para santri untuk menggencarkan dakwah di media sosial (medsos), mengingat platform tersebut banyak dipakai kelompok tertentu untuk menyebarkan paham radikal.

“Berdakwah itu bisa juga dilakukan melalui media sosial,” kata Boy Rafli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Boy mengungkapkan bahwa kelompok radikal yang tak bertanggung jawab ini menggunakan berbagai narasi di media sosial untuk menyebarkan pahamnya. Tidak hanya berbahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Inggris.

“Mereka mempropagandakan bahwa di Suriah akan lahir negara Islam dunia yang memberikan harapan baru, sehingga lebih dari 120 negara yang warganya terpapar dengan ajakan tersebut,” ujarnya pula.

Peristiwa tersebut membuktikan bahwa narasi radikalisme berbahaya, karena sanggup mempengaruhi banyak orang yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Oleh karena itu, Boy menyatakan para santri perlu terus mengembangkan narasi di media sosial bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin yang berarti bahwa Islam adalah rahmat bagi alam semesta.

Dengan pemahaman yang baik ini, ujar Boy melanjutkan, umat Islam Indonesia tidak dimanfaatkan kelompok tertentu untuk maksud kejahatan seperti saat kampanye ISIS.

Paham radikal tersebut tidak sekadar wacana. Sebanyak 2.157 orang Indonesia berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS atau Islamic State in Iraq and Syria.

ISIS memanfaatkan mereka untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dengan melakukan pendudukan di beberapa provinsi. Kejahatan kemudian terjadi dengan pembunuhan.

Sebanyak 2.157 orang Indonesia di Suriah, sebagian ada yang meninggal, ditahan, dan sebagian lagi kembali ke Indonesia.

“Ada juga yang hari ini masih berada di kamp pengungsian, utamanya wanita dan anak-anak. Jumlahnya kisaran 370 orang. Dari jumlah itu yang berusia di bawah 10 tahun sebanyak 82 anak,” katanya lagi.

Untuk mencegah kejadian tersebut terulang, Boy Rafli mengajak para santri semakin gencar berdakwah di media sosial.
Baca juga: BNPT dan Ponpes Tebuireng perkuat "ukhuwah" tangkal radikalisme
Baca juga: Menko Polhukam ajak masyarakat tolak radikalisme

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022