"Empat poin itu merupakan penjabaran dari tema besar IPU yakni perubahan iklim," kata Hafisz dalam diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis.
Dia menyebutkan empat poin yang ditawarkan tersebut ialah pertama, kenaikan pemanasan global dua derajat celsius yang mendorong upaya menjaga kenaikan di bawah satu derajat celsius.
Kedua, bagaimana negara-negara bisa meningkatkan kapasitasnya untuk beradaptasi terhadap efek perubahan iklim. Ketiga, menjaga alur pendanaan agar sesuai dengan pembangunan berkelanjutan yang mendukung penurunan emisi karbon.
Keempat, mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam aksi perubahan iklim dan membangun kemitraan dan solidaritas global.
"Empat isu itu yang akan dibahas, dan akan terus berkembang," tambahnya.
Baca juga: DPR siapkan protokol kesehatan ketat dalam pelaksanaan IPU di Bali
Poin pembahasan yang ditawarkan Indonesia itu juga merupakan penjabaran dari empat agenda utama IPU, yakni pandemi COVID-19, tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), hak asasi manusia (HAM), serta perdamaian dan keamanan dunia.
Dia mengatakan semua negara boleh menyampaikan isu sensitif dalam forum tersebut. Selanjutnya, DPR akan menentukan isu mana yang akan menjadi pembahasan utama dan sebagai rekomendasi di akhir masa persidangan.
Indonesia menjadi tuan rumah IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022, dengan mengusung tema Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change. Sebelumnya IPU ke-143 digelar di Madrid, Spanyol, dengan dihadiri 1.200 orang yang terdiri atas 179 negara atau pimpinan parlemen bersama delegasinya.
Baca juga: BKSAP: Pelaksanaan IPU dapat angkat martabat Indonesia
Pewarta: Fauzi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022