• Beranda
  • Berita
  • BI perkirakan kebutuhan uang tunai selama Ramadhan Rp175,3 triliun

BI perkirakan kebutuhan uang tunai selama Ramadhan Rp175,3 triliun

17 Maret 2022 18:42 WIB
BI perkirakan kebutuhan uang tunai selama Ramadhan Rp175,3 triliun
Deputi Gubernur BI Aida Budiman dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/3/2022). ANTARA/Agatha Olivia.

Kami memperkirakan ini dengan melihat angka-angka asumsi makro dan tren realisasi selama sejarahnya, termasuk program pemulihan ekonomi nasional seperti pencairan bantuan sosial tunai

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang tunai selama momen Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini sebesar Rp175,3 triliun atau tumbuh 13,4 persen dari realisasi tahun lalu.

"Kami memperkirakan ini dengan melihat angka-angka asumsi makro dan tren realisasi selama sejarahnya, termasuk program pemulihan ekonomi nasional seperti pencairan bantuan sosial tunai," ucap Deputi Gubernur BI Aida Budiman dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis.

Ia menegaskan pihaknya siap memastikan ketersediaan uang di seluruh Indonesia selama periode Lebaran.

Terdapat tiga hal yang akan dilakukan bank sentral dalam memastikan ketersediaan uang untuk periode Ramadhan dan Idul Fitri kali ini, yakni distribusi yang akan dilakukan secara segera sebelum memasuki bulan Ramadhan dan untuk seluruh Indonesia, khususnya daerah di wilayah di luar Jawa.

Kemudian yang kedua adalah terus menjalankan program edukasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, yang khusus untuk momen Ramadhan dan Idul Fitri memiliki tema layanan kas yaitu Serambi Rupiah Ramadan, Belanja Bijak, dan Rawat Rupiah.

"Tentunya dalam melakukan hal tersebut tetap akan memperhatikan protokol kesehatan, termasuk akan digunakan layanan kas digital dengan mengoptimalkan aplikasi dalam penukaran uang kas keliling ritel terjadwal," tutur Aida.

Dia menambahkan, langkah ketiga yang dilakukan adalah menjalankan program kerja tahunan BI yang pada tahun ini bertajuk Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang akan dilakukan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil) di 18 pulau dan 16 provinsi Tanah Air.

Dengan demikian, seluruh hal tersebut merupakan langkah-langkah yang dilakukan agar ketersediaan uang rupiah yang berkualitas tetap terjaga di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Gubernur BI: Penyesuaian GWM rupiah serap likuiditas bank Rp55 triliun
Baca juga: Utang luar negeri RI turun, menjadi 413,6 miliar dolar pada Januari
Baca juga: BI: Transaksi digital banking naik 46,53 persen jadi Rp3.732,8 triliun

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022