Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjamu para delegasi Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 dengan jamuan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta, yakni Ladosan Dhahar Kembul Bujana.
Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis mengatakan melalui tradisi Ladosan Dhahar Kembul Bujana diharapkan para delegasi bisa mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan selama berada di Yogyakarta.
"Malam ini, kami ingin memperkenalkan kepada Anda mengenai budaya dan tradisi berusia ratusan tahun yang diwujudkan dalam bentuk keramahtamahan, tarian, dan masakan," tuturnya saat memberikan sambutan sebelum jamuan makan malam.
Disampaikan, Ladosan Dhahar Kembul Bujana adalah sebuah tradisi makan menyerupai tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau.
Baca juga: Mendikbudristek buka agenda pertemuan G20 EdWG di Yogyakarta
Baca juga: Kementerian ESDM bakal gelar sidang transisi energi G20 di Yogyakarta
Baca juga: Mendikbudristek buka agenda pertemuan G20 EdWG di Yogyakarta
Baca juga: Kementerian ESDM bakal gelar sidang transisi energi G20 di Yogyakarta
Tradisi makan ini melibatkan beberapa orang untuk memberikan layanan khusus pada anggota kerajaan. Para pramusaji mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton.
Makanan dibawa oleh pramusaji dalam wadah kayu yang dipikul di pundak. Wadah kayu yang dikenal sebagai jodhang ini dibawa seorang punggawa yang berjalan di depan sambil memegang songsong atau payung kuning kerajaan.
Iwan Syahril menuturkan tradisi makan malam itu berlangsung di Bale Kambang, yang merupakan salah satu rumah peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang kini dijadikan museum.
Prosesi Ladosan Dhahar Kembul Bujana untuk para delegasi EdWG G20 itu diawali dengan parade oleh tujuh petugas perempuan dan laki-laki yang berjalan kaki dari dapur utama menuju Gadri atau Bale Kambang.
Pembawa Jodhang, dipimpin oleh seorang Bekel atau Cucuk Lampah, yang kemudian disusul oleh pembawa tembang di sebelah kiri, bersama empat petugas yang membawa Jodhang, dan terakhir pramusaji perempuan yang bertugas menyajikan hidangan di meja tamu.
Ia menjelaskan, sebanyak 11 menu dihidangkan untuk para delegasi G20, mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup, yakni Bir Jawa, Roti Jok Semur Ayam, Ledre Pisang, Salad Mentimun, Nasi Pandan Wangi, Dendeng Age, Sapitan Lidah, Zwaart Zuur (Bebek Asam Hitam), Lombok Kethok Sandung Lamur, Setup Pakis Taji, dan Rondo Topo dengan Saus Karamel.
Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar dan kental dengan adat dan budayanya dipilih sebagai tuan rumah pelaksanaan Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20, yang berlangsung pada 16-18 Maret 2022.*
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022