Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) mendorong pelaksanaan pameran mebel berskala internasional untuk meningkatkan pangsa ekspor komoditas tersebut.Pada masa pandemi, industri ini justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu mencapai 30 persen untuk mebel dan 20 persen untuk kerajinan
"Dalam rangka meningkatkan pangsa ekspor di negara-negara tradisional dan di negara nontradisional, kami melalui rakernas merekomendasikan perlu adanya penambahan penyelenggaraan pameran internasional di dalam negeri untuk menarik kunjungan buyer luar negeri ke tanah air, kalau saat ini hanya IFEX," kata Ketua Presidium DPP Himki Abdul Sobur di sela Rakernas Himki di Solo, Jumat.
Ia mengatakan agar citra produk mebel dan kerajinan nasional tetap eksis dan terus berkibar maka perlu kegiatan yang ofensif dan masif melalui kegiatan mengikuti pameran bertaraf internasional.
"Selain itu guna memahami perkembangan tren pasar 'market intelegent' maka diperlukan kegiatan kunjungan ke pameran-pameran internasional di luar negeri," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, inovasi dan pengembangan desain menjadi kunci sukses bersaing di pasar global.
"Salah satunya dengan tersedianya fasilitas penunjang untuk melakukan kegiatan pengembangan desain (Design Center) dan perlindungan desain (HAKI) di wilayah-wilayah basis produksi sebagai syarat terjadinya kemandirian dalam hal suplai desain," katanya.
Baca juga: Menggeliat, HIMKI optimistis industri mebel tumbuh 32 persen
Meski demikian, dikatakannya, terbatasnya tenaga kerja siap pakai di pasar tenaga kerja yang memiliki keahlian-keahlian spesifik serta bersertifikat yang dibutuhkan oleh industri mebel dan kerajinan masih menjadi kendala.
"Terutama keterampilan yang berbasis pada keahlian pengolahan kayu, rotan, bahan-bahan baku lainnya serta keahlian dalam hal IT dan manajerial yang dimiliki, masih menjadi kendala pertumbuhan industri ini," katanya.
Oleh karena itu, dikatakannya, perlu adanya program pendidikan dan pelatihan nonformal. Selain itu, mengingat pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi SDM sangat penting bagi industri mebel dan kerajinan nasional, masalah ini juga menjadi bahasan penting dalam rakernas.
"Diperlukan regulasi dalam upaya penyediaan dan pembinaan sumber daya manusia terampil, yaitu program kerja yang disusun oleh pemerintah dan asosiasi dalam upaya menyediakan tenaga kerja terampil, berpendidikan vokasi yang siap kerja di industri mebel dan kerajinan," katanya.
Baca juga: Himki: Industri mebel dan kerajinan RI berpotensi pimpin pasar ASEAN
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Himki Heru Prasetyo mengatakan Rakernas penting diselenggarakan mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat.
Selain itu, industri ini juga menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja sebab sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis.
"Pada masa pandemi, industri ini justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu mencapai 30 persen untuk mebel dan 20 persen untuk kerajinan dibandingkan dengan tahun lalu," katanya.
Baca juga: HIMKI: UKM mebel dan kerajinan harus tembus pasar ekspor
Baca juga: HIMKI: Industri mebel dan kerajinan tetap tumbuh, ekspor naik
Baca juga: Himki tolak ekspor bahan baku rotan
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022