• Beranda
  • Berita
  • Puan: RUU TPKS wujud komitmen Indonesia lindungi perempuan dan anak

Puan: RUU TPKS wujud komitmen Indonesia lindungi perempuan dan anak

20 Maret 2022 15:14 WIB
Puan: RUU TPKS wujud komitmen Indonesia lindungi perempuan dan anak
Ketua DPR, Puan Maharani, memberi sambutan pada Forum of Women Parliamentarians yang merupakan rangkaian acara Sidang ke-144 IPU di BICC, Nusa Dua, Bali, Minggu (20/3/2022). ANTARA/HO-Metaksos Setjen DPR.
Ketua DPR, Puan Maharani, di hadapan delegasi asing pada Forum of Women Parliamentarians yang merupakan rangkaian Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) menyampaikan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) merupakan wujud komitmen Indonesia melindungi perempuan dan anak.

Puan pada acara yang dihadiri delegasi dari 155 negara itu lanjut menyampaikan RUU TPKS merupakan RUU inisiatif DPR.

"Atas inisiatif DPR, kami sedang memperkuat legislasi yang memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak melalui penyusunan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Ini diharapkan memberi pencegahan dan perlidungan terhadap korban kekerasan seksual," kata dia.

Baca juga: KPPPA: Komitmen kepala daerah wujudkan pengarusutamaan gender rendah

Dalam kesempatan yang sama, ketua DPR itu menyampaikan RUU TPKS yang saat ini masih dalam tahap pembahasan merupakan upaya negara hadir memberi perlindungan untuk para penyintas kekerasan seksual.

Menurut dia, berbagai kebijakan dan produk hukum yang dihasilkan DPR harus senantiasa menggunakan pendekatan gender sehingga kepentingan perempuan dan kelompok lainnya dapat ikut terpenuhi.

"Parlemen dapat menjadi agen perubahan dalam mengimplementasikan agenda kesetaraan gender yang lebih baik di negaranya masing-masing. Dalam hal ini, Indonesia selalu berupaya mempromosikan kesetaraan gender di setiap kesempatan," kata dia.

Baca juga: Membangun ekosistem kesetaraan gender untuk masa depan berkelanjutan

Dengan demikian, keterwakilan perempuan di lembaga politik seperti DPR menjadi penting, karena itu dapat menentukan proses pengambilan keputusan, termasuk di antaranya penyusunan dan pengesahan undang-undang yang berpihak pada kepentingan perempuan.

Keterwakilan perempuan di tingkatan global, menurut Puan, juga masih belum memadai, karena proporsinya tidak sampai 30 persen.

"Pada 2021, dari 73 orang yang terpilih sebagai ketua parlemen di seluruh dunia, 18 di antaranya atau 24,7 persennya adalah perempuan. Sementara itu, proporsi global anggota parlemen perempuan telah meningkat menjadi 26,1 persen, naik sebesar 0,6 persen," kata dia.

Baca juga: KPPPA dorong lembaga keuangan di Indonesia makin inklusif gender

Oleh karena itu, ia mendorong negara-negara anggota IPU untuk meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan di parlemen.

"IPU harus berada di garis terdepan, lead by example, dalam mengarusutamakan gender. IPU harus berada di garda terdepan dalam mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan," ujar Puan di hadapan ratusan delegasi asing di Forum of Women Parliamentarians.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022