"Mike memberi tahu saya bahwa ia merasa mendengar beberapa hinaan dari belakang gawang," kata Pioli kepada DAZN selepas laga seperti dilansir Reuters, Minggu.
"Ini pertama kalinya dia beraksi seperti itu, jadi jelas ada yang terjadi. Tomori juga menyampaikan hal yang sama. Setiap kali hal semacam ini terjadi semua pasti sepakat bahwa tidak ada yang pantas mendapatkannya," ujar dia menambahkan.
Baca juga: Bennacer pastikan AC Milan menang tipis 1-0 atas Cagliari
Baca juga: Lukaku desak sepak bola Italia untuk ambil tindakan soal rasialisme
Maignan, yang berada di gawang dekat tribun suporter Cagliari berselebrasi dengan Tomori selepas peluit bubaran sebelum menjadi korban serangan rasial yang belakangan memantik aksi saling dorong antara pemain kedua tim.
"Pertandingan Serie A ini didedikasikan untuk mereka yang berdiri melawan rasisme, tapi jalan masih begitu panjang dan kita harus terus bertarung bersama," cuit Milan dalam bahasa Inggris dan Italia melalui akun Twitter resmi mereka, @acmilan, selepas pertandingan.
Sementara itu penyerang Cagliari yang juga dari kalangan kulit berwarna, Joao Pedro, mengaku tidak mendengar serangan rasial apapun dan membela suporter klubnya, meski ia tak menampik bahwa posisinya tidak lebih dekat dari Maignan ke tribun suporter tuan rumah.
Baca juga: AC Milan bersaing dengan Spurs dan Man City untuk dapatkan Coulibaly
"Saya tidak mendengar apapun. Ini adalah masalah yang sangat rumit, tetapi pada dasarnya saat itu saya berada di tengah lapangan," katanya.
"Ini bukan situasi yang menyenangkan untuk dibicarakan, tetapi saya telah berada di sini selama delapan tahun dan saya akan membela para suporter karena saya tidak mendengar apapun," ujar Pedro menambahkan.
Rasisme dan serangan-serangan rasial bukan sebuah rahasia bagi sepak bola Italia, meskipun pemangku kepentingan dalam beberapa tahun terakhir gencar melancarkan kampanye kesadaran.
Mantan pelatih tim nasional Italia Antonio Conte bahkan sempat menyatakan bahwa ia tidak kaget dengan tren rasisme yang memburuk di Italia saat ia kembali ke tanah kelahirannya untuk melatih Inter MIlan musim lalu.
Baca juga: Tiga tahun merantau Conte kaget rasisme di Italia makin tinggi
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022