Pembantu rektor I bidang akademik, Sarson Pomalato, Senin, menjelaskan, yang terjadi sebenarnya adalah kemiripan redaksi dan substansi kalimat, pada essai yang disusun oleh para dosen, saat proses sertifikasi dosen .
Hal itu menurutnya, terungkap saat essai yang berisikan kinerja para dosen itu, dipindai oleh suatu perangkat lunak anti plagiat dari Dirjen pendidikan tinggi (Dikti).
"Tidak ada di antara dosen yang saling mencontek, apalagi salling menyalin essai itu," katanya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa cukup banyak dosen yang terungkap melakukan plagiat dalam prses sertifikasi dosen, yang sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu itu.
Menurut Sarson, dari 150 dosen yang mengikuti kegiatan tersebut, 45 orang di antaranya menulis essay dengan cara dan substansi yang hampir sama.
"Kami sudah memverifikasi hal itu, dan itu bukan plagiat," katanya menegaskan.
Dia mengatakan, hal serupa juga terjadi di banyak pergurun tinggi di Indonesia, bahkan sekelas Universitas Indonesia dan Institut Tekhnologi Bandung sekalipun.
Sebelumnya, terungkap dua kasus plagiat di perguruan tinggi terbesar di Gorontalo itu, atas kejadian itu, Pihak rektorat langsung membentuk tim pemberantas plagiat di seluruh fakultas yang ada. (SHS/MO31)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011