• Beranda
  • Berita
  • Pra-KTT 1 Y20 Palembang rumuskan usulan ketenagakerjaan dan kepemudaan

Pra-KTT 1 Y20 Palembang rumuskan usulan ketenagakerjaan dan kepemudaan

21 Maret 2022 17:07 WIB
Pra-KTT 1 Y20 Palembang rumuskan usulan ketenagakerjaan dan kepemudaan
Para peserta memaparkan hasil diskusi dengan topik ketenagakerjaan dan kepemudaan dalam Pra-KTT 1 Y20 di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (20/3/2022). ANTARA/M Riezko Bima Elko P.
Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 1 Y20 di Palembang, Sumatera Selatan, merumuskan dua usulan terkait isu ketenagakerjaan dan kepemudaan, dengan berharap negara membuka kesempatan kerja secara global dan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi digital di daerah.

"Mereka merumuskan kebutuhan kesempatan kerja global, misalnya melalui program magang dalam konteks magang untuk pendidikan dan magang untuk bekerja antarnegara; dan juga membutuhkan percepatan dan pemerataan jaringan teknologi komunikasi digital di daerah, supaya pemuda di sana dapat mengakses informasi secara luas, itu diantaranya hasil FGD para pemuda," kata Co-chair Y20 Indonesia 2022 Michael Victor Sianipar di Palembang, Senin.

Rumusan usulan tersebut terangkum dari hasil diskusi oleh 100 orang pemuda daerah bersama 17 delegasi pemuda dunia, yang menjadi peserta Pra-KTT 1 Y20 di Palembang pada Sabtu (19/3) dan Minggu (20/3).

Dia mengatakan mayoritas peserta Pra-KTT 1 Y20 merupakan mahasiswa dan angkatan kerja baru yang berasal dari Sumsel, Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, dan Pekanbaru. Mereka menganggap permasalahan tersebut merupakan realitas di kehidupan para kaum muda, sehingga usulan itu penting untuk disampaikan, tambahnya.

Bagi peserta dari Sumsel, tambahnya, kesempatan magang itu kurang terfasilitasi untuk mereka, baik kewajiban dari kampus maupun menambah kemampuan mereka masuk ke dunia kerja.

Baca juga: Buka Pra-KTT Y20 Indonesia, Menpora dorong pemuda jadi wirausahawan

Bahkan, tidak sedikit dari mereka berpikir mengapa harus terus mencari kesempatan itu ke Jakarta, padahal kalau konteksnya untuk membangun daerah seharusnya juga bisa terfasilitasi di daerah asal, jelasnya.

"Magang itu kan supaya membekali mereka keahlian untuk kerja dari negara yang lebih maju dan kelak nantinya mereka akan kembali lagi membangun daerah. Nah, tantangannya bisa nggak Pemerintah, baik itu Pemerintah Provinsi Sumsel atau pun Indonesia (Pemerintah pusat), memfasilitasi kerja sama dengan negara lain, supaya pertukaran pelajar atau pertukaran program magang bisa terealisasi nyata," katanya.

Selain itu, pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi digital di daerah juga dianggap penting oleh para peserta, sebab mereka merasakan teknologi baru terpusat di ibu kota daerah tertentu saja.

"Sementara pemuda-pemuda daerah lain sudah bergerak memanfaatkan fasilitas teknologi, sehingga sudah bisa mengembangkan bisnis secara online. Jadi, semakin berkembang karena terkoneksi dengan pemuda global, sedangkan mereka di daerah melek teknologi pun belum sehingga dianggap penghambat kemajuan," menurut dia.

Seluruh usulan tersebut akan disampaikan dalam rapat acara puncak Y20 di DKI Jakarta dan Bandung pada Juli mendatang, bersama dengan perwakilan seluruh pemuda negara G20.

"Rapat para delegasi putra dan putri terbaik itu nantinya akan melahirkan dokumen deklarasi pemuda dunia lalu akan diserahkan ke para presiden, termasuk Presiden Joko Widodo, untuk menyerap aspirasi 'akar rumput' itu dan direalisasikan melalui kebijakan pemerintah," tandasnya.

Baca juga: 100 pemuda NTB siap terlibat di Y20

Sementara itu, seorang peserta Pra-KTT 1 Y20 Sumsel Riska Ramadania (22) mengatakan sejumlah poin usulan dalam diskusi tersebut harus direspons secara konkret, khususnya oleh Pemerintah pusat dan daerah.

Menurut perempuan asal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) itu, usulan tersebut merupakan aspirasi murni dari pemuda dan pemuda dengan apa yang mereka alami di daerah tempat tinggal masing-masing.

"Ternyata bukan cuma terjadi di Sumsel, tapi saat melakukan pembahasan dengan peserta lain dari luar kota pun sama demikian. Kami kurang mendapatkan akses untuk hal yang dirangkum dalam usulan tadi. Dunia sudah berubah tanpa ada teknologi dan relasi, terkungkung saja kami di daerah, tidak ada perubahan. Padahal kemampuan dan skill kami mumpuni, tinggal dikasih kesempatan saja untuk berkembang," kata Riska.

Dia juga berharap forum diskusi antarpemuda, yang membahas isu-isu daerah yang dibandingkan dengan isu global, harus ada kelanjutan.

"Yakin ya setelah ini, sudut pandang pemuda itu berubah, dari yang malas belajar Bahasa Inggris jadi terdorong untuk belajar, karena dasarnya adalah bahasa untuk bisa berdiskusi secara global. Nah, akan positif sekali, bila kegiatan seperti ini terus berlanjut apalagi dapat didorong oleh Pemerintah," ujarnya.

Secara umum ada empat area prioritas yang dibahas pada Pra-KTT Y20 yakni ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet berkelanjutan, dan layak huni serta keberagaman dan inklusif.

Setelah sukses terselenggara dengan topik pembahasan ketenagakerjaan pemuda di Kota Palembang, Pra-KTT Y20 selanjutnya diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), guna membahas topik terkait transformasi digital.

Selanjutnya, Pra-KTT berikutnya akan berlangsung di Balikpapan dan Manokwari, sebelum mencapai puncak KTT Y20 di DKI Jakarta dan Bandung pada 17-24 Juli 2022.

Baca juga: IYD optimistis Sumsel jadi episentrum kebangkitan pemuda milenial
Baca juga: Menaker: G20 ajak pekerja muda tingkatkan keterampilan dan daya saing

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022