Gajah liar dan warga Bengkalis saling buru

29 September 2011 15:55 WIB
Gajah liar dan warga Bengkalis saling buru
Sepasang gajah sumatera liar berkopulasi di Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (30/5). Kerusakan di Balai Raja dikhawatirkan mengancam kelestarian gajah sumatera liar karena luas hutan dari 16.000 hektare kini tinggal sekitar 200 hektare akibat perambahan. (ANTARA/FB Anggoro)

... ketika perburuan dilakukan, kata dia, warga justru kocar-kacir karena gajah malah memberi perlawanan dengan membabi buta, mengejar warga yang ada di dekatnya....

Dumai (ANTARA News) - Konflik terbuka antara manusia dengan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) semakin frontal. Gajah liar muncul dan mengobrak-abrik kebun warga, warga marah dan memburu mereka. Takutkah gajah? Ternyata tidak, mereka malah balik memburu manusia.

Hal itu terjadi di Desa Balai Makam, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Seorang pemuka Desa Balai Makam, Ali Suharman, mengungkapkan, kawanan gajah liar itu kerap muncul pada siang bahkan malam hari dan merusak tanaman pertanian warga.

Korban jiwa dari kedua belah pihak, baik gajah liar maupun manusia di perbatasan tidak jauh dari kawasan hutan habitat gajah, sudah bergelimpangan. "Pertarungan" antarkeduanya juga selalu dilerai pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat.

"Entah berapa hektar tanaman pertanian warga yang dirusak gajah-gajah itu. Sampai-sampai warga kesal dibuatnya dan berinisiatif memburu gajah berusak itu," katanya.

Tapi ketika perburuan dilakukan, kata dia, warga justru kocar-kacir karena gajah malah memberi perlawanan dengan membabi buta, mengejar warga yang ada di dekatnya.

"Kami sudah coba berbagai cara untuk mengusir gajah-gajah itu. Mulai dari petasan hingga meriam sudah kami lakukan, tapi gajah itu tetap saja selalu muncul pada waktu yang tak tentu," ujarnya.

Bahkan kata Ali, sudah dalam empat hari terakhir kawanan hewan bongsor sejumlah belasan kerap mengelilingi wilayah perkampungan yang banyak ditempati penduduk.

Warga lain Desa Balai Makam lainnya, Aryono, mengatakan, sampai saat ini sudah lebih dari satu hektare lahan perkebunan sawit miliknya hancur berantakan diamuk kawasan gajah.

"Sawit-sawit itu baru saya tanam. Umurnya paling masih satu tahun, tapi sudah hancur dibuat gajah-gajah itu. Harapan saya segera ada antisipasi dari pemerinta sebelum jatuh korban jiwa," ujarnya.

Dari data dan fakta yang berhasil dirangkum, sejumlah perkampungan di Kecamatan Mandau dan Pinggir Kota Duri, Kabupaten Bengkalis, merupakan kawasan rawan konflik antara gajah dan manusia.

Gajah liar terpaksa masuk ke lingkungan hidup manusia karena hutan habitat mereka semakin hancur atau menyempit akibat ulah manusia. (ANT)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011